Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.H DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI WISMA ANTAREJA RSJ DR.SOEROYO MAGELANG


Pengarang : Muhammad Najib, Mokhamad Arifin, Nurul Aktif


Kata Kunci   :Asuhan Keperawatan Jiwa

Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat. Sementara tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut. Akibatnya, gangguan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global (Ardani, 2013, h 1).rnOrganisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Sedangkan UU. No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Prabowo, 2014, h 1).rnJohnson (1997) yang dikutip dari Videbeck (2008, h 3, 4) menjelaskan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kesetalbilan emosiaonal. Sedangkan American Psychiatric Association (1994) mendefinisikan gangguan jiwa sebagai suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya gejala nyeri) atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan.rnFenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah. Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013) , ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental, dan masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius (Ardani, 2013, h 1).rnBerdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim dalam Mubarta (2011) prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 6,55%. Angka tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang (Ardani, 2013, h 1).rnRiskesdas (2013) menjelaskan penderita gangguan jiwa berat dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa 11,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gangguan mental emosional. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta (Ardani, 2013, h 2).rnBerdasarkan data yang diperoleh dari RSJ Prof. dr Soeroyo Magelang jumlah pasien dengan gangguan jiwa pada tahun 2010 berjumlah 3596 pasien, pada tahun 2011 berjumlah 3974, pada tahun 2012 berjumlah 4141, pada tahun 2013 berjumlah 4451, dan pada tahun 2014 berjumlah 3823 pasien. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah penderita gangguan jiwa mengalami peningkatan.rnGangguan jiwa mempunyai beberapa jenis, salah satunya adaalah skizofrenia. Skizofrenia dalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses piker, afek / emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asosiasi terbagi-bagi sehingga timbul inkohorensi. Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas (Herman, 2011, h 95).rnSkizofrenia sendiri mempunyai beberapa gejala, salah satunya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi: merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan (Herman, 2011, h 109).rnPenyebab halusinasi ada dua, yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Yang termasuk dalam faktor predisposisi yaitu genetika, neurobiologi, abnormal perkembangan syaraf, dan psikologis. Dan yang termasuk dalam faktor presipitasi yaitu proses pengolahan informasi yang berlebihan, mekanisme penghantaran listrik yang abnormal, dan adanya gejala pemicu (Herman, 2011, h 110).rnPasien dengan halusinasi beresiko mengalami resiko perilau kekerasan, perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, agitasi, menarik diri atau kakatonik, dan tidak mampu berespons lebih dari satu orang. Oleh karena hal tersebut penting bagi pasien dengan halusinasi untuk dilakukan penanganan pengobatan dan tindakan keperawatan (Herman, 2011, h 112).rnBerdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa gangguan jiwa sudah menjadi masalah yang serius, dan juga jumlah pasien dengan gangguan jiwa di RSJ Prof. dr. Soeroyo Magelang mengalami peningkatan setiap tahun. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membahas studi kasus tentang “Asuhan Keperawatan Pada Tn. H Dengan Perubahan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran Di Ruang Antareja RSJ Prof. dr. Soeroyo Magelang”.

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia