ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. B DI DESA TANGKIL KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Dewi Wulandari, Rini Kristiyanti, Nina Zuha
Kata Kunci   :Kehamilan Risiko Tinggi (KEK, TFU < USIA KEHAMILAN, RIWAYAT SC)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 berdasarkan laporan Kabupaten/Kota sebesar 88,58/100.000 kelahiran hidup, dan menurun sekitar 21 % dibanding tahun 2016 (Dinkes Jateng, 2017). Target Sustainable Development Goals (SDGS) diharapkan pada tahun 2030, yaitu mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Ada upaya penurunan AKI, salah satunya yaitu dengan melakukan asuhan antenatal terfokus untuk deteksi dini kemungkinan adanya faktor risiko dalam kehamilan (Kemenkes RI, 2016).
Penyebab kematian ibu dibagi menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibudan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu muda pada saat melahirkan < 20 tahun, terlalu tua pada saat melahirkan > 35 tahun, terlalu banyak anak > 4 anak, terlalu rapat jarak kelahiran/paritas < 2 tahun (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2016, h.14). Penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan merupakan kematian ibu tidak langsung, misalnya kekurangan energi kronis (KEK) (Prawirohardjo 2009, h.54). Di Provinsi Jawa Tengah sebesar kematian maternal terjadi pada masa hamil sebesar 26,32%. Penyebabnya yaitu 30,37% perdarahan, 32,97% hipertensi, 4,34% infeksi, 12,36% gangguan sistem peredaran darah, 0,87% gangguan metabolisme, 19,09% dan lain-lain. Sedangkan berdasarkan kelompok umur > 35 tahun kematian maternal sebesar 29,89% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017, hh. 37-38).
Prevalensi ibu hamil dengan risiko kekurangan energi kronis (KEK) di Indonesia sebesar 17,8% (Riskesdes 2018). Menurut Kristiyanasari 2010 status gizi ibu hamil sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizi yang kurang sebelum hamil mempunyai risiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi yang baik (normal). Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat besi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil menderita KEK mempunyai risiko perdarahan, abortus, kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau pada masa melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), kelainan konginetal, retardasi mental dan lain sebagainya (Sulistiyaningsih 2012, hh. 108-110).
Ibu hamil dengan status gizi kurang sejak trimester awal akan melahirkan bayi yang kemudian akan tumbuh menjadi balita stunting (Kemenkes RI 2016). Pemberian makanan tambahan ditujukan bagi ibu hamil yang berisiko kurang energi kronik (KEK) yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) lebih kecil dari 23,5 cm (Kemenkes RI 2017).
Pemantauan status gizi ibu selama hamil, ibu akan mengalami penambahan berat badan sekitar 10-12 kg. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidakakan mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan tidak sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi pada masa hamil kemungkinan bisa melahirkan bayi dengan BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi (Kristiyanasari 2010, h.66).
Asuhan persalinan pada kehamilan dengan risiko tinggi sangat penting yaitu untuk mencegah terjadinya persalinan prematuritas, kekuatan mengejan terganggu dan his tidak adekuat, kala I lama, kala II lama, serta perdarahan sekunder dan atonia uteri. Upaya untuk mengatasi komplikasi pada persalinan dengan risiko tinggi adalah dengan melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) secara rutin minimal 4x selama kehamilan, memberikan derajat kesehatan tinggi bagi ibu dan janin serta upaya terintegrasi dan lengkap dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (Kemenkes RI 2013, h.22).
Persalinan dengan operasi sectio caesarea ditujukan untuk indikasi medis tertentu yaitu indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi. Persalinan sectio caesarea atau bedah caesar harus dipahami sebagai alternatif persalinan ketika tidak bisa lagi dilakukan persalinan secara normal. Meskipun 90% persalinan termasuk dalam kategori normal atau tanpa komplikasi persalinan, namun apabila terjadi komplikasi maka penanganan selalu berpegang teguh pada prioritas keselamatan ibu dan bayi. Operasi sectio caesarea ini merupakan alternatif pilihan persalinan yang terakhir setelah dipertimbangkan cara-cara persalinan pervaginam tidak bisa dilakukan (Mulyawati, 2011, h.15).
Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan juga keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Masa nifas atau peurperium dini dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi serta penyakit yang mungkin terjadi, penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin 2010, h.357).
Pada neonatus dengan kehamilan dengan risiko tinggi dampak yang sering terjadi adalah BBLR. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selau menjadi perhatian utama karena dapat terjadi komplikasi.Komplikasi dapat dicegah dengan pelayanan kebidanan yang berkualitas dari bayi baru lahir sampai dengan 1 bulan Upaya yang dilakukan untuk mengurangi komplilasi pada neonatus dengan kehamilan risiko tinggi diantaranya dengan melakukan kunjungan neonatus sesuai dengan jadwal kunjungan neonatus (Putra 2012, h.185).
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2019 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |