Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.E DI DESA GEMBONG SELATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Nissa Shafira, Wahyu Ersila


Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.E DI DESA GEMBONG SELATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. LatarBelakangrnTarget SDGS (Sustainable Development Goals) padatahun 2030 yaitumenurukanAngkaKematianIbu (AKI) hinggadibawah 70/100.000 kelahiranhidupdan AKB atau neonatal hingga 12/1.000 kelahiranhiduppadatahun 2030 (KemenkesRI 2015, hh.24-25).Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015 (Kemenkes RI 2015, h. 105). Angka kematian ibu (AKI) di Jawa Tengah padatahun 2016 sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus AKI pada tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus. Dengan demikian AKI Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 (Dinkes Jateng 2016, h.14). rnAngka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi ibu selama kehamilan sampai dengan pasca persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersediananya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri (Dinkes Jateng 2016, h.14). Kesehatan yang kurang baik adalah salah satu faktor resiko yang mencerminkan Angka Kematian Ibu (AKI), penyebab yang ditimbulkan diantaranya dibagi menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung merupakan akibat kematian ibu dari kasus kebidanan, seperti perdarahan, infeksi, eklampsi, pre eklampsi, partus lama dan kelainan letak. Penyebab tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, seperti penyakit kanker, ginjal, jantung, Tuberkulosis, dan salah satunya adalah anemia (Saifuddin 2010, h.54).rnMenurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan 89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya (Manuaba 2010, hh.237-238). Pada ibu hamil terjadi perubahan pada sel darah, jumlah sel dalam darah semakin meningkat untuk bisa mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi, yang disertai anemia fisiologis (Asrinah, dkk 2010, h.71).rnPada minggu keenam kehamilan terjadi percepatan peningkatan volume plasma yang disproposional dengan volume sel darah merah dan mencapai puncaknya pada minggu ke- 24 atau terus meningkat sampai minggu ke-37, dimana volume plasma mencapai kurang lebih 43% lebih besar dibanding perempuan yang tidak hamil.rnDisisi lain, hal ini akan menurunkan nilai Ht dan Hb (dilutional anemia) sejak minggu keenam dan seterusnya sampai minggu ke-16 atau ke-26 kehamilan. Perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb tinggi (>14 g/dL) pada pemeriksaan pertama (Nanda dan Rodiani, 2017).rnSedangkan penyebab Angka Kematian Ibu secara langsung salah satunya adalah karena kelainan letak atau posisi bayi, angka kejadian kehamilan dengan berbagai presentasi dan posisi janin mendekati atau pada akhir kehamilan seperti, presentasi verteks 96%, letak sungsang 3,5%, presentasi bahu 0,4%, dan presentasi wajah 0,3%. Biasanya kejadian letak sungsang berkisar antara 3% sampai 4% pada umur kehamilan cukup bulan. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20% sampai 30%(Cunningham 2010,h51).rnMenurut penelitian yang dilakukan oleh Watidan Ziah (2015), menerangkan bahwa untuk mengusahakan kemungkinan merubah letak sungsang menjadi letak kepala dapat dilakukan dengan melakukan gerakan sujud (knee chest) , tetapi kemungkinan untuk berubah tergantung dari keadaan janin dan penyebab dari letak sungsang sendiri, faktor penyebab letak sungsang antara lain dapat disebabkan fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, janin mudah bergerak, gemeli, janin sudah lama mati dan kelainan uterus. Menurut Sutrisminah (2014) penatalaksanaan letak sungsang pada saat kehamilan yaitu dengan cara mengubah posisi sungsang dengan sujud dan melakukan versi luar (memutar posisi janin dari luar oleh dokter ahli (spesialis obsgyn).rnPada masa persalinan, ibu hamil yang disertai dengan masalah atau kompikasi atau adanya faktor penyulit menjadi faktor risiko terjadinya kematian ibu sehingga perlu dilakukan tindakan medis sebagai upaya untuk menyelamatkan ibu dan anak. Di Indonesia, bedah sesar hanya dilakukan atas dasar indikasi medis tertentu dan kehamilan dengan komplikasi, hasil Riset kesehstan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukan kelahiran bedah sesar sebesar 9,8 persen dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (19,9 %) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3 %) (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, 2013, h. 174).rnBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati dan Hidayati (2009) menerangkan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya seksio sesarea ada 2 macam yaitu faktor ibu dan janin. Faktor ibu meliputi induksi gagal, re-seksio sesarea, atas permintaan pasien, plasenta previa totalis, DKP, PEB, Vakum ekstraksi gagal, kala II tak uteri maju, oligohidramnion, eklampsia, KPD, PLR, post term, myoma dan myopia tinggi. Sedangkan faktor dari janin meliputi presentasi bokong, gawat janin, letak lintang, IUGR, gemeli, janin besar,presentasi muka, tali pusat menumbung.rnOligohidramnion merupakan salah satu Faktor penyebab terjadinya seksio sesarea, bila Jumlah cairan yang normal merupakan indikasi fungsi sirkulasi janin relatif baik dan bila terdapat oligohidramnion patut dicurigai perburukan fungsi janin. Namun, tidak semuanya oligohidramnion bersalin secara seksio sesarea. Bila di dapatkan oligohidramnion disertai gawat janin harus dipertimbangkan untuk seksio sesarea. Selain itu faktor penyebab sectio sesarea dari ibu adalah myopia tinggi atau derajat berat, myopia menyebabkan titik fokus jatuh di depan retina. Berdasarkan kekuatan lensa memfokuskan objek, myopia dibedakan menjadi myopia derajat ringan (hingga 3.0 dioptri), myopia derajat sedang ( 3.0 – 6.0 dioptri ), dan myopia derajat berat (6.0 dioptri atau lebih). Pada myopia derajat berat atau tinggi, retina umumnya lebih tipis akibat perubahan degeneratif pada bagian belakang mata. Proses persalinan normal dapat menyebabkan retina yang tipis tersebut terlepas dan berakhir dengan kebutaan (Setyowati & Hidayati, 2009).rnBerdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada bulan Januari- Desember 2017 dari 27 Puskesmas diperoleh jumlah Ibu hamil sebanyak 17.300 ibu hamil. Jumlah Ibu hamil di Puskesmas Kedungwuni I pada bulan Januari-Desember 2017 diperoleh jumlah 926 ibu hamil (53%). Sedangkan angka kejadian Anemia di Puskesmas kedungwuni I diketahui sebanyak 22 ibu hamil (2,3 %). Berdasarkan data Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Pekajangan diketahuijumlahibubersalin spontan dan seksio sesarea daribulanJanuari – Desember 2017sebanyak 1268 orang. Dengan jumlah ibu bersalin normal 661 orang dan seksio sesarea 577 orang.Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul ”Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.E di Desa GembongWilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2018.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2018
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia