ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. I DI DESA ROWOCACING WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Qorynatul Izza, Sandi Ary Susiatmi
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. I DI DESA ROWOCACING WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) rndi Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain di kawasan rnASEAN (Depkes, 2017). Berdasarkan hasil Survei Pennduduk Antar Sensus rn(SUPAS) 2015, AKI menunjukkan penurunan yaitu dari 359/100.0000 rnkelahiran hidup pada tahun 2012 menjadi 305/100,000 kelahiran hidup dan rnAKB juga menunjukkan penurunan yaitu sebesar 23/100.000 kelaahiran hidu rn(Profil Kesehatan 2016).rnPada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan rnhanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang rnmenjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara rnmendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung rnsecara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya rnselama kehamilan atau keselamatan ibu hamil (Prawirohardjo 2014, h.281).rnBerbagai negara, termasuk Indonesia, melaporkan angka prevalensi rnanemia defisiensi zat besi pada ibu hamil tetap tinggi. Angka tersebut rnbervariasi mulai dari paling rendah, yaitu di negara maju dengan angka rnprevalensi pada ibu hamil rata-rata 18% hingga negara berkembang dengan rnangka prevalensi anemia pada ibu hamil sekitar 56% (Pratami 2013, h. 77). rn2rnAnemia pada kehamilan merupakan masalahnasional karena rnmencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan rnpengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia rnkehamilan disebut “potential danger to mother and child†(potensial rnmembahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian rnserius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada linirnterdepan (Manuaba 2010, h.237).Menurut (Saifudin 2009, h.281) frekuensi rnibu hamil dengan anemia di Indonesia relative tinggi yaitu 63,5%. rnKekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan rnpredisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia.Angka kejadian rnanemia di Indonesia dalam kehamilan cukup tinggi. Berdasarkan hasil rnRiset Kesehatan Datar (Riskesdas) tahun 2013, pravelansi anemia pada ibu rnhamil di Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 78,9%, angka ini masih lebih rntinggi dari angka nasional yaitu 71,2% (Dinkes Jateng 2013).rnAngka kejadian letak lintang dibeberapa Puskesmas di Indonesia rnterjadi antara 0,5% - 2%. Sedangkan penyebab letak lintang biasanya rnmerupakan kombinasi dari beberapa faktor antara lain fiksasi kepala tidak rnada (karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan rntumor pelvis), janin mudah bergerak (karena hidramnion, multiparitas, rnjanin kecil, janin mati), kehamilan ganda, ataupun karena ada kelainan rnuterus (Kemenkes RI, 2016). Apabila letak lintang ini tidak segera rnmendapatkan penanganan, dapat membahayakan ibu maupun janin. Antara rnlain cedera tali pusat, timbul sepsis setelah ketuban pecah dan leengan rn3rnmenumbung melalui vagina, kematian janin, dan rupture uteri (Sukarni rn2014,h. 71).rnDasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan rnaman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan rnkomplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia rnbayi baru lahir. Sementara itu, fokus utamanya adalah mencegah rnterjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari rnsikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah rnkomplikasi yang mungkin terjadi. Pencegahan komplikasi selama rnpersalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi kesakitan dan kematian rnibu serta bayi baru lahir (Saifuddin 2009, h.334). rnPeriode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, rndan keluarga secara fisiologis, emosional, dan sosial. Baik di negara maju rnmaupun berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak rntertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang rnsebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan rndan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan rn(Saifuddin 2009, h.357). Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara rnpada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi rnupaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit rnyang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara rnmenjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin 2009, rnh.356). rn4rnMasa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua rnpertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% rnkematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. rnPelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, rnmelalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil (Saifuddin rn2008, h.132). Dengan pemantauan melekat pada asuhan ibu dan bayi, rnmasa-masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini (Saifuddin 2008, rnh.123).rnBerdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2017, rnselama 1 tahun terakhir yaitu data dari bulan januari. Desember 2017 rndiketahui dari 27 Puskesmas menunjukan jumlah ibu hamil sebanyak rn17.233 orang (1,7%) dari jumlah penduduk. Ibu hamil yang mengalami rnanemia <8 mg/dl 542 orang (3,1%). Ibu bersalin sebanyak 15.890 orang rn(91,8%). Berdasarkan data Puskesmas Kedungwuni I selama 1 tahun rnterakhir yaitu data dari bulan Januari-Desember 2017 diketahui bahwa rnsasaran ibu hamil KI sebanyak 900 orang (97,8%), K4 sebanyak 886 orang rn(96,3%), ibu bersaln di Puskesmas keseluruhan berjumlah 413 orang.rnBerdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil kasus rndengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. I di Wilayah Kerja rnPuskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2018â€.rn5
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2018 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |