Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi Pada Ny. C Di Ruang Matahari RSI Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan
Pengarang : Fitri Amarwati, Nuniek Nizmah Fajriyah, Rita Dwi Hartan
Kata Kunci   :Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi Pada Ny. C Di Ruang Matahari RSI Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan
A. Latar BelakangrnGaya hidup seperti pola makan yang salah (tinggi kalori, lemak, dan natrium), kebiasaan olahraga tidak teratur serta kebiasaan merokok dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang. Kondisi ini terlihat pada lingkungan pekerja migas yang dengan mudahnya akses terhadap makanan serta kurangnya waktu untuk melakukan kegiatan olah raga secara rutin. Hal ini berdampak pada ketidak seimbangan zat gizi harian, baik asupan kalori total, lemak, maupun natrium (Handayani & Sartika 2013, h. 27). Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang di bawa oleh darah terhambat pada jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, Alam& Hadibroto 2005, h. 1).rnPada saat ini hipertensi adalah faktor resiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini (handayani & sartika 2013, h. 26), hipertensi sering kali di sebut pembunuh diam- diam ( silent killer ) karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala- gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Gejala tersebut sering kali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, Alam& Hadibroto 2005 , h. 1).rnMenurut dari WHO, krisis keuangan global yang terjadi saat ini bisa membuat banyak orang mengalami depresi, stres, gangguan kejiwaan dan mudah putus asa. Berdasarkan data Lancet, jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat begitu pula dengan kejadian komplikasi hipertensi. Di india penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada 2025 (Prasetyorini & Prawesti 2012, h. 62). Saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan tiga juta di antarannya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap sepuluh penderita tersebut tidak mendapat pengobatan secara adekuat (Rahajeng & Tuminah 2009, h. 581).rn Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatam Dasar tahun 2007 tercatat mencapai 31,7% dari populasi penduduk indonesia pada usia 18 tahun ke atas, dan dari jumlah tersebut 60% penderita hipertensi akan mengalami stroke, sementara sisanya akan mengalami gangguan jantung, gagal ginjal dan kebutaan (Prasetyorini & Prawesti 2012, h. 62). Prevalensi tertinggi penyakit hipertensi di negara berkembang pada perempuan yaitu sebesar 29,5 % dibanding laki-laki sebesar 27,6 %, lebih dari 500 ribu perempuan yang berada pada rentang usia 19-49 tahun diestimasi meninggal akibat hipertensi (Suhardi, Asmawati & Elly 2014, h. 3).rnPrevalensi penyakit hipertensi di provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 1,96 % menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 2,00 %, terdapat tiga kota dengan prevalensi sangat tinggi di atas 10 % yaitu kota magelang ( 22,41 % ), kota salatiga ( 10,18 % ) dan kota tegal ( 10,36 % ) (Dinkes 2011, h. 36). Data dari Dinkes kabupaten Pekalongan untuk prevalensi hipertensi dari bulan Januari sampai Desember 2014 di kabupaten Pekalongan yaitu terdiri dari hipertensi esensial untuk yang laki laki berjumlah 3319 orang sedangkan yang perempuan berjumlah 7333 orang, untuk data prevalensi hipertensi lainnya yang laki laki berjumlah 572 orang dan untuk yang perempuan 993 orang. Kemudian untuk kasus tertinggi penyakit hipertensi esensial yaitu pada bulan Desember sebanyak 3174 orang dan hipertensi lainnya tertinggi pada bulan November yaitu sebanyak 210 orang sedangkan untuk kasus terendah hipertensi esensial pada bulan juli yaitu 466 orang sedangkan untuk hipertensi lainnya terendah pada bulan februari sebanyak 50 orang (Dinkes Pekalongan, 2014). Prevalensi penyakit hipertensi di RSI Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan pada bulan Januari sampai Desember tahun 2014 berjumlah 559 orang dan terendah pada bulan April berjumlah 28 orang sedangkan yang tertinggi pada bulan Oktober berjumlah 66 orang, kemudian jumlah orang yang dirawat di ruang matahari pada bulan Januari sampai Desember tahun 2014 berjumlah 179 orang (RSI Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, 2014).rnPenanggulangan hipertensi secara umum ada dua yaitu dengan cara farmakologi dan nonfarmakologis. Penanganan secara farmakologik terdiri atas pemberian obat yang bersifat diuretik, simpatik, betabloker dan vasodilator. Penanganan secara farmakologis dianggap mahal oleh masyarakat, selain itu penanganan farmakologis juga mempunyai efek samping. Efek samping tersebut bermacam- macam tergantung dari obat yang di gunakan. Penanganan non farmakologi meliputi penurunan berat badan, olahraga secara teratur, diet rendah garam dan lemak. Penanganan non farmakologi juga tidak memiliki efek samping yang berbahaya tidak seperti penanganan farmakologis, sehingga masyarakat lebih menyukai non farmakologis dari pada secara farmakologis (Ramadi 2012, h. 1). Jika tidak segera di tangani akan terjadi komplikasi, komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal (Prasetyorini & Prawes 2012, h. 63).rn Peran perawat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya komplikasi peran perawat dalam pemberian keperawatan adalah membantu penderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat normal dan meningkatkan kualitas kesehatannya secara maksimal dengan cara memberikan intervensi asuhan keperawatan, sehingga dapat terjadi perbaikan kesehatan. Dalam mengatasi hipertensi dapat dilakukan pengobatan farmakologis, pengobatan ini bersifat jangka panjang (Kenia & Taviyanda 2013, h. 86). Selain pengobatan hipertensi dengan cara farmakologis dapat di lakukan dengan cara lain yaitu dengan cara memberikan pendidikan kesehatan karena perawat akan memberikan pengetahuan kepada klien dengan tujuan memelihara, meningkatkan dan mencegah penyakit, perbaikan kesehatan dan membentuk mekanisme koping terhadap gangguan fungsi tubuh. Sesuai tujuan ini perawat menjadi sumber yang memiliki kompetensi untuk meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis memberikan informasi dan ketrampilan yang memungkinkan klien hidup dengan perilaku yang lebih sehat (Bayo 2008, h. 1). Penulis tertarik mengambil Karya Tulis Ilmiah ini agar masyarakat lebih mengenal tanda dan gejala penyakit hipertensi serta lebih kritis terhadap timbulnya tanda- tanda hipertensi yang muncul serta dapat mengatur pola makan dan hidup sehat. Dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus “ Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi Pada Ny. C Di Ruang Matahari RSI Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan “.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |