ASUHAN KEPEREWATAN POST OPERASI BPH TN. Y DI RUANG MATAHARI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKKAJANGAN PEKALONGAN
Pengarang : Sigit Ariyoso, Windha Widyastuti
Kata Kunci   :
BAB IIIrnRESUME KASUSrnPengelolaan pasien dilakukan mulai pada tanggal 23 februari 2012 diruang Matahari RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan setelah dilakukan operasi prostatektomi. Data umum pasien didapatkan identitas pasien bernama Tn Y. Berumur 65 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, pasien beragama islam, pendidikan SD, bekerja sebagai petani, alamat Dukuh doplong Desa Wonosari Karanganyar, bernomor Register 141688. Sebagai Penanggung jawab Tn Y adalah An J berumur 18 tahun berjenis kelamin laki-laki, beragama islam, pendidikan SMA, pekerjaan pelajar, beralamat di Dukuh doplong Desa Wonosari Karanganyar. rnRiwayat penyaikt dahulu pasien mengatakan 2 tahun yang lalu sudah pernah masuk diruang matahari RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan dengan keluhan yang sama tidak bisa kencing dan terasa sakit karena pembesaran prostat dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan pembesaran prostat berukuran 39,9 ml. Pada riwayat penyakit sekarang istrinya pasien mengatakan 2 hari sebelum dirawat di RSI Pekajangan, mengatakan setelah pergi dari sawah pasien merasa ingin kencing tetapi tidak tuntas dalam BAK dan merasa sakit pinggangnya, setelah itu pasien langsung diperiksa ke puskesmas karanganyar dan dianjurkan untuk langsung dirujuk ke RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan di ruang Matahari tanggal 19 februari 2012.rnPada saat dilakukan pengkajian hari pertama tanggal 23 februari 2012 pukul 16.00 wib setelah dilakukan operasi prostatektomi, didapatkan data subjektif adalah pasien mengatakan setelah dilakukan tindakan operasi pasien merasa nyeri pada luka yang dialaminya tersebut. P: Nyeri luka operasi, Q: terasa senut-senut, R: perut bagian bawah, S: skala nyeri 7-8, T: 2-3 menit nyeri dirasakan saat bergerak, pasien mengatakan nyeri pada daerah post operasi dirasakan pada saat bergerak, dan pasien mengatakan sakit/nyeri pada luka post operasi prostatektomi. rn Pada data objektif pasien tampak menahan nyeri, dan terpasang kateter threeway setelah operasi, pasien tampak menahan kesakitan dan gelisah. Tanda-tanda vital pasien Tn.Y sebagai berikut: tekanan darah: 140/90 mmHg, suhu: 37o C, nadi: 80x/menit, pernapasan: 20x/menit. Setelah di lakukan operasi prostatektomi pasien hanya terlentang tidur diatas tempat tidur, pasien tampak istirahat total dalam 24 jam, aktivitas pasien setelah operasi dibantu keluarga dan perawat, terpasang kateter threeway dan luka terbalut kasa, terdapat luka jahit post operasi.rnPada pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan hematologi tanggal 19 februari 2012 didapatkan hemoglobin 8,9 gr%, hematokrit 29 gr%, leukosit 9300 ul, trombosit 517000 ribu/mmk. Pada pemeriksaan kimia klinik tanggal 19 februari 2012 didapatkan ureum 18,4 mg/dL, kreatinin 0,45 mg/dL, kolestrol 126 mg/dL, trigliserid 39 mg/dL, urid acid 4,0 mg/dL. Pada SGOT 11,8 u/L, dan SGPT 13,4 u/L. Program terapi pasien Tn. Y pada tanggal 23 februarari 2012 setelah dilakukan operasi prostatektomi adalah infus RL 20 tpm, cetriaxone 1 gr pre operasi, cefotaxime 3 x 500 mg, ranitidine 2 x 1 ampul dan terpasang kateter threeway.rnBerdasarkan hasil pengkajian pada pasien Tn. Y dengan post operasi BPH tanggal 23 Februari 2012 ditegakkan tiga diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang pertama yaitu gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan post operasi prostatektomi, diagnosa yang kedua yaitu gangguan mobilitas fisik berhungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan pada luka post operasi prostatektomi, dan diagnosa yang ketiga yaitu resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif: adanya kateter dan luka post operasi prostatektomi. rnDiagnosa keperawatan yang pertama yaitu gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan post operasi prostatektomi ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan nyeri pada area alat kelaminnya, P: Nyeri luka operasi, Q: terasa senut-senut, R: perut bagian bawah, S: skala nyeri 7-8, T: 2-3 menit nyeri dirasakan saat bergerak. Data objektif tampak pasien tampak menahan nyeri, tekanan darah: 140/90 mmHg, suhu: 37o C, nadi: 80x/menit, pernapasan: 20x/menit, balutan luka post operasi tertutup kasa dan masih basah. rnPenulis kemudian menyusun intervensi untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan rasa nyaman: nyeri. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang/ hilang. Kriteria hasilnya pasien tampak tenang, tidak kesakitan dan pasien rileks. Rencana tindakannya yaitu kaji sifat, intensitas, lokasi, lama dan faktor pencetus dan penghilang nyeri, kaji tanda nonverbal nyeri ( gelisah, peningkatan TD), dokumentasikan dan observasi efek dari obat yang diinginkan dan efek sampingnya, bantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman, ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi, pemberian obat analgesik sesuai advis dokter, ranitidine 2 x 1 ampul.rnTindakan yang dilakukan penulis pada hari pertama adalah mengkaji intensitas nyeri, memberikan posisi yang nyaman pada Tn. Y. Jam 18.00 melaksanakan pemeriksaan tanda-tanda vital kepada pasien Tn. Y tekanan darah 130/90 mmHg, suhu 36,4o c, nadi 80 x/menit dan pernapasan 20 x/menit. Kemudian pada jam 20.00 wib memberikan injeksi cefotaxime 1 gr melalui intra selang dan pasien dianjurkan untuk istirahat. Respon pasien mengatakan masih nyeri pada daerah post operasi, tampak menahan kesakitan.rnHari kedua tanggal 24 februari 2012 jam 08.00 wib tindakan keperawatan yang dilakukan mengkaji intensitas nyeri, mengajarkan teknik relaksasi dengan cara napas dalam dan mengatur posisi pasien Tn. Y senyaman mungkin. Salanjutnya pasien mendapatkan program terapi obat injeksi intra selang yaitu ranitidine 1 ampul dan cefotaxime 1 gr. Dan pada hari ketiga post operasi prostatektomi tanggal 25 februari 2012 tindakan yang dilakukan adalah sama dengan hari-hari sebelumya. Pada respon pasien Tn. Y kooperatif, posisi pasien nyaman, rileks tetapi pasien Tn. Y mengatakan nyeri masih terasa karena luka post operasi prostatektomi.rnKekuatan dalam melaksanakan tindakan keperawatan adalah pasien kooperatif, merasakan kenyamanan dan pada pola persepsi konsep diri pasien Tn. Y menganggap sakit yang dideritanya adalah sebuah musibah. Pasien pasrah kepada ALLAH SWT terhadap sakitnya tetapi pasien tetap berusaha untuk kesembuhannya. Sedangkan pada kelemahan tindakan keperawatan adalah nyeri yang dialami pasien Tn. Y termasuk nyeri hebat yang menimbulkan efek sakit dan ketidaknyamanan. Disamping itu pada proses pembedahan prostatektomi berbeda halnya dengan metode TURP karena TURP merupakan operasi tertutup tanpa insisi.rnTanggal 25 februari 2012 dilakukan evaluasi untuk hari ketiga pada pasien Tn. Y data subjektif mengatakan masih sakit, nyeri terhadap luka post operasi prosatektomi. Data objektif tekanan darah: 120/80 mmHg, suhu 36oc, nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit tampak menahan kesakitan, terdapat luka operasi diperut bagian bawah. Analisa masalah gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi dan lanjutkan intervensi mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi nyeri, memberikan posisi pasien senyaman mungkin kolaborasi dengan pemberian obat analgesik sesuai program. rnDiagnosa keperawatan yang kedua yaitu gangguan mobilitas fisik berhungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan pada luka post operasi prostatektomi, ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan nyeri pada daerah post operasi dirasakan terutama saat bergerak. Sedangkan data objektif nya pasien bed rest total/isirahat penuh 24 jam, setelah di lakukan operasi prostatektomi pasien hanya terlentang tidur diatas tempat tidur dan aktivitas pasien setelah operasi dibantu oleh keluarga dan perawat, tampak berhati-hati saat bergerak. rnKemudian penulis menuyusun intervensi untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik. Tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien mampu mobilisasi secara mandiri. Kriteria hasilnya pasien dapat melakukan mobilisasi secara bertahap, misalnya perubahan posisi tidur, aktivitas ringan. Intervensi yang penulis susun yaitu kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, berikan pasien posisi senyaman mungkin, bantu dalam rentang gerak aktif/pasif, latih pasien untuk mobilisasi, ajarkan mobilisasi secara bertahap, anjurkan pasien tirah baring setiap 2 jam.rnTindakan keperawatan yang dilakukan penulis adalah menganjurkan untuk istirahat total dalam 24 jam setelah post operasi prostatektomi. Hari kedua tanggal 24 februari 2012 jam 08.00 membimbing pasien dalam beraktivitas, menganjurkan pasien tirah baring setiap 2 jam, mengatur posisi berbaring pasien dan melatih aktivitas ROM pasif/aktif. Hari ketiga tanggal 25 februari 2012 jam 08.00 wib mengatur pasien berbaring dan melatih aktivitas ROM pasif/aktif. Respon pasien menunjukkan adanya perubahan pola aktivitas pasif/aktif walaupun belum secara mandiri.rnEvaluasi yang penulis dapatkan pada pasien Tn. Y setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari yaitu data subjektif pasien mengatakan bahwa sudah bisa digerakkan sebagaian anggota badannya, dan data objektif terpasang kateter threeway, pasien beraktivitas masih dibantu oleh keluarga dan perawat belum mandiri untuk melakukan sendiri. Analisa masalah pada gangguan mobilitas fisik teratasi sebagian. Pertahankan dan lanjutkan kondisi yang ada mengajarkan mobilisasi secara bertahap dengan cara ROM, menganjurkan pasien tirah baring setiap 2 jam.rnDiagnosa keperawatan yang ketiga yaitu resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif: adanya kateter dan luka post operasi prostatektomi, ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan sakit/nyeri pada luka post operasi prostatektomi. Data objektif pasien terpasang kateter threeway setelah post operasi hari pertama dan luka terbalut kasa, kondisi balutan luka masih basah, tekanan darah: 140/90 mmHg, suhu: 37o C, nadi: 80x/menit, pernapasan: 20x/menit. rnPenulis kemudian menyusun intervnsi untuk mengatasi masalah keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif: adanya kateter dan luka post operasi prostatektomi. Tujuannya yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan tidak mengalami infeksi. Kriteria hasilnya tidak ada tanda-tanda infeksi, luka kering dan bersih. Intervensi yang penulis susun yaitu kaji tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor, fungsiolesa), mengobservasi tetesan irigasi pada selang kateter threeway, lakukan perawatan luka dengan teknik septik aseptik dan perawatan katater, jelaskan pentingnya nutrisi terhadap tubuh, laksanakan advis dokter dengan pemberian obat antibiotik cefotaxime. rnTindakan keperawatan yang dilakukan penulis adalah mengkaji tanda-tanda infeksi, mengobservasi selang kateter threeway. Pada hari ketiga tanggal 25 februari 2012 post operasi prostatektomi dilakukan dengan perawatan kateter dan luka, mengobservasi selang kateter threeway, memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi terhadap tubuh untuk proses penyembuhan luka. Respon pasien adalah tidak ada tanda-tanda infeksi, pasien tenang, dan luka bersih merasakan nyaman. rnEvaluasi yang penulis temukan pada tanggal 25 februari 2012 yaitu data subjektif pasien mengatakan masih nyeri pada daerah luka operasi. Data objektif luka masih tertutup kasa, luka tampak kemerahan, terpasang kateter threeway. Analisa masalah resiko infeksi teratasi sebagian. Pertahankan kondisi yang ada dan melanjutkan intervensi melakukan perawatan kateter dan luka dengan aseptik dan ganti balut.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2012 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |