ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.K DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
Pengarang : Atika Rahmah, Rini Kristiyanti, Siti Khuzaiy
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Berdasarkan Survei demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. (Kemenkes RI, 2013) rnAngka kematian ibu provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/ kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Sebesar 57,93% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33% (Depkes Jawa Tengah, 2012).rnDepartemen Kesehatan RI (2009) menyatakan penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%) (Prasetyawati,2012, h. 21).rnWorld Health Organization (WHO) memperkirakan kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% hingga 89% dengan menetapkan Hb 11 gr% (gr/dl) sebagai dasarnya. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruh sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child†(potensial mambahayakan ibu dan anak) (Manuaba 2010, h.237).rnMenurut Manuaba (2010, h. 240), anemia dalam kehamilan berpengaruh terhadap ibu dan janin, baik selama hamil, seperti perdarahan antepartum dan ketuban pecah dini, selama persalinan, seperti kala I lama, kala II lama, retensio plasenta dan pada masa nifas, seperti perdarahan postpartum, infeksi puerperium dan anmeia dalam nifas. Adapun pengaruh terhadap janin yaitu kelahiran dengan anemia, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan dapat terjadi cacat bawaan.rnSebagian besar anemia dalam kehamilan disebabakan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi ( Soebroto, 2009, h. 56). Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu penanggulangan anemia dengan segera. Dengan pengawasan antenatal secara rutin dapat memberikan manfaat dengan dapat dideteksinya secara dini berbagai kelainan yang menyertai kehamilan, yang pada akhirnya risiko komplikasi yang mungkin terjadi dapat dicegah (Manuaba 2010, h.239).rnAngka kejadian anemia dalam kehamilan di Indonesia menunj.ukkan nilai yang cukup tinggi. Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan gizi. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi. selain itu di daerah perdesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi, kehamilan dan persalinan dengan jarak berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah (Manuaba, 2010, h. 238).rnAnemia kehamilan jika tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan komplikasi selama persalinan. Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan (Prawirohardjo 2009, h.334).rnPelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa nifas yang dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi, dan nutrisi bagi ibu (Prawirohardjo 2009, h. 356).rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014, bahwa ibu hamil dengan Anemia di Kabupaten Pekalongan bulan Desember tahun 2014 adalah 13,70% dari 27 Puskesmas dan jumlah ibu hamil seluruhnya 16310. Sedangkan Ibu Hamil yang mengalami anemia di Puskesmas Kedungwuni I sebesar 4,25% ( Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014).rnBerdasarkan data diatas penulis mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. K di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Pekalongan Tahun 2015 †sehingga dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sesuai dengan wewenang dan kompetensi bidan.
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |