Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.N Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan


Pengarang : Eko Susi Yuliarizki Susanti, Nina Zuhana, Lia Dwi Prafit


Kata Kunci   :Asuhan Komprehensif

Angka kematian ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat.AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidensial) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Depkes2012, h.12).rnKematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan kematian tidak langsung.Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan atau masa nifas dan segala intervensi dan penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut.Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyulit yang timbul sewaktu kehamilan yang terpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskuler (Saifuddin 2009, h. 54).rnSelama kehamilan ibu dan janin dapat mengalami berbagai jenis penyulit.Pemeriksaan kehamilan teratur yang dimulai sejak kehamilan membantu mencegah munculnya penyulit tersebut.Ibu hamil yang jarang memeriksakan kehamilannya dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi kehamilan.Adapun komplikasi kehamilan yang dapat terjadi meliputi anemia berat, perdarahan pervaginam, pre eklamsia eklamsia, malpresentasi setelah kehamilan 36 minggu (Mufdilah 2009, h.46).rnKomplikasi kehamilan salah satunya yaitu malpresentasi, malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim, bukan belakang kepala. Secara epidemiologi pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar 96,8%, presentasi bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1% muka 0,05% dan dahi 0,01% (Saifuddin 2008, hh. 581-582). Malpresentasi yang terjadi salah satunya yaitu letak lintang, insiden letak lintang terjadi kira-kira 1:300 kehamilan mendekati cukup bulan.Hanya 17% dari kasus ini yang tetap berada pada letak lintang saat awitan persalinan, sebagian besar adalah multigravida.Kepala terletak pada salah satu sisi abdomen, dengan bokong berada sedikit lebih tinggi pada sisi lainnya.Punggung janin dapat terletak di anterior atau posterior (Myles 2009, h.216).rnPeran bidan dalam menangani letak lintang ini adalah dengan pemeriksaan antenatal secara dini sedikitnya 4 kali.Pelayanan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Pada kasus hamil letak lintang, bidan menganjurkan untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dandada menempel pada kasur pada kehamilan sekitar 28 sampai 30 minggu dilakukan posisi knee chess 3-4 kali per hari selama 15 menit (Saifuddin, 2009, h.587).Ibu hamil dengan letak lintang menurut teori Jitowiyono &Kristiyanasari (2012, h.73) bahwa satu indikasi sectio cesarea adalah malpresentasi dan malposisi kedudukan janin.Malpresentasi komplikasi kehamilan yang lainnya yaitu anemia dalam kehamilan.rnFrekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia. Menurut WHO, 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin 2008, h. 281).rnMenurut Manuaba (2010, h. 240), anemia dalam kehamilan berpengaruh terhadap ibu dan janin, baik selama hamil, seperti perdarahan antepartum dan ketuban pecah dini, selama persalinan, seperti kala I lama, kala II lama, retensio plasenta dan pada masa nifas, seperti perdarahan postpartum, infeksi puerperium dan anemia dalam masa nifas.Adapun pengaruh terhadap janin yaitu kelahiran dengan anemia, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan dapat terjadi cacat bawaan.rnDeteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya (Saifuddin 2009, h.281).Asuhan antenatal merupakan upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi hasil maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Selama melakukan kunjungan untuk kunjungan asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan hasil konsepsi (Saifuddin 2009, hh 278-279).rnAnemia selama nifas dapat terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, (Manuaba 2010, h. 240). Kesehatan pada ibu nifas juga sangat penting untuk diperhatikan,sehingga menurut Dewi & Sunarsih (2011 h.56)pemerintah melalui departemen kesehatan telah memberikan program Nasional Masa Nifas, yang bertujuan untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir untuk mencegah kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya untuk mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas, untuk menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas, masalah yang timbul pada masa nifas diantaranya adalah anemia dalam masa nifas.Menurut Saifudin (2009, h.237) faktor yang mempengaruhi anemia dalam masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu hamil dengan anemia nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri.rnDari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan ibu hamil yang menderita anemia adalah 13,70% dari jumlah ibu hamil 16310. Dan data yang diperoleh dari Puskesmas Kedungwuni I ibu hamil yang menderita anemia adalah 4,25% dari jumlah ibu hamil 989.Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.N di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2015”.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia