Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. A di Desa Wonorejo wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan


Pengarang : Silvia Millati Zuhaida, Pujiati Setyaningsih, Wahyu Ersi


Kata Kunci   :asuhan kebidanan komprehensif

Berdasarkan Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2012) menyebutkan sepanjang periode 2007-2012 kasus kematian melonjak cukup tajam, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) yang mencapai 359 per 100.000 penduduk, atau meningkat sekitar 57% bila disbandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, yang hanya sebesar 228 per 100.000 penduduk. Kemudian, berdasarkan laporan dari kabupaten/ kota angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2012). rnPenyebab kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan kematian tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Defeciency Syndrome (HIV/AIDS), dan penyakit kardiovaskuler (Saifudin 2009, h.54). rnSalah satu penyebab kematian ibu tidak langsung yang paling utama adalah anemia (Saifuddin 2009, h.55). Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 40% wanita hamil di Negara-negara berkembang mengalami anemia, dan 20% angka kematian ibu disebabkan karena anemia. Berdasarkan Riskesdas 2013, di Indonesia terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu dengan kadar Hb <11 gr/ dl (Kemenkes, 2014). Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik dalam kehamilan, persalinan maupun nifas. Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proposi yang lebih besar jika di bandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb akibat hemodelusi (Mutholib dalam Saifudin 2009, h.775). Anemia terjadi karena kadar hemoglobin dalam darah merah kurang (Muliarini, 2010). Dikatakan anemia jika Hb <11 gr/ dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10.5 gr/ dl pada trimester 2 (Saifuddin 2009, h.281).rn Dampak anemia selama kehamilan diantaranya dapat terjadi abortus, persalinan prematurus, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum dan Ketuban Pecah Dini. Bahaya saat persalinan diantaranya gangguan his, kala dua lama, dan retensio plasenta. Bahaya saat nifas diantaranya terjadi sub involusi uteri, memudahkan infeksi pueperium, serta pengeluaran ASI berkurang. Akibat anemia pada janin yaitu dapat terjadi abortus, kematian intrauterine, persalinan prematurus tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah infeksi sampai kematian perinatal, dan intelegensia rendah (Manuaba 2010, h.240). rn Salah satu dampak anemia selama kehamilan adalah Ketuban Pecah Dini (KPD). Menurut Soewarto (dalam Saifudin 2009 hh. 677-678), KPD adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Komplikasi KPD bergantung pada usia kehamilan, dapat terjadi infeksi maternal maupun neonatal, persalinan premature, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesaria, atau gagalnya persalinan normal. rnPada persalinan dengan seksio seasarea perlu melakukan pertimbangan secara teliti indikasi dengan resiko yang mungkin terjadi seperti perdarahan, cedera saluran kemih atau usus, dan infeksi. Pertimbangan tersebut harus berdasarkan penilaian pra bedah secara lengkap, mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan pembiusan. Ketentuan tersebut dapat diturunkan apabila mengahadapi kasus gawat darurat dimana kecepatan waktu untuk melakukan tindakan sangat mempengaruhi prosedur operatif ini, walaupun demikian persyaratan minimal tindakan operatif harus dilakukan (Saifudin 2008, h.536).rnPada umumnya, kehilangan darah pada operasi sectio sesarea dua kali lebih banyak yaitu sebanyak sekitar 2 liter dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Perdarahan tersebut disebabkan oleh sayatan pada rahim, pelepasan plasenta, atau terjadi atonia uteri pasca operasi. (Alexander 2009 dalam Cunningham 2012, h.795). Kehilangan darah yang signifikan setelah melahirkan dapat meningkatkan resiko terjadinya anemia postpartum. Pengaruh anemia saat masa nifas salah satunya dapat terjadi subinvolusi uteri, perdarahan postpartum, infeksi nifas, pengeluaran ASI berkurang. Akibat anemia pada janin yaitu dapat terjadi abortus, kematian intrauterine, persalinan prematurus tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah infeksi sampai kematian perinatal, dan intelegensia rendah (Manuaba 2010, h.240). rnMasa neonatus merupakan masa yang sangat penting dan memerlukan perhatian dan perawatan khusus. Hal ini dapat dipahami karena pada periode neonatal terjadi transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke kehidupan di luar kandungan yang merupakan perubahan drastis. Proses transisi ini membutuhkan pemantauan ketat, guna memastikan kemampuan bertahan hidup. Penanganan bayi baru lahir yang sehat yang kurang baik dapat menyebabkan kelainan atau gangguan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian (Saputra 2014, h.16).rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2014 terdapat 16.310 sasaran ibu hamil, ada 2.234 ibu hamil yang mengalami anemia, dan 432 ibu hamil yang mengalami KPD. Dari total ibu hamil di wilayah Kabupaten Pekalongan data ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas Wonopringgo yaitu sebanyak 780 ibu hamil. Dari 780 ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Wonopringgo, 57 ibu (7,81%) mengalami anemia dan hanya 1 ibu yang mengalami KPD.rnBerdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat laporan tugas akhir asuhan kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. A di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Tahun 2015” rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia