ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID PADA An. D DI RUANG FLAMBOYAN RSI PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Dwi Setyaningrum, Siti Rofiqoh
Kata Kunci   :keperawatan anak
BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. Latar Belakangrn Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyakit ini mempunyai ciri-ciri diantarnya basil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora, mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen, yaitu antigen O (somatik yang berdiri zat kompleks lipopoli sakarida), antigen H (flagella), dan antigen Vi. Dalam serum pasien terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut (Nursalam, Susilaningrum, dan Utami, 2005, h: 152). Demam thypoid dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis dengan angka kejadian masih sangat tinggi yaitu 500 per 100.000 (Widagdo, 2011, h: 218). Data dari WHO (World Health Organization) tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam thypoid diseluruh dunia, sedangkan insidensi 600.000 kasus mengakibatkan kematian tiap tahun (Pramitasari, 2013). rnDi Amerika Serikat, pada tahun 1950 tercatat sebanyak 2.484 kasus demam thypoid. Insidensi di Amerika Serikat menurun sejak 1990 menjadi 300-500 kasus per tahun. Penurunan ini sering dihubungkan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan terutama dengan meluasnya pemakaian jamban yang sehat. Kasus yang terjadi di Amerika sebagian besar adalah kasus impor dari Negara endemik demam thypoid. Prevalensi thypoid di Amerika latin sekitar 150/100.000 penduduk setiap tahunnya, sedangkan prevalensi di Asia jauh lebih banyak sekitar 900/10.000 penduduk per tahun. Meski pun demam thypoid menyerang semua usia, namun golongan terbesar tetap pada usia kurang dari 20 tahun (Widoyono, 2011).rnIndonesia merupakan Negara endemik demam thypoid. Diperkirakan terdapat 800 penderita per 100.000 penduduk setiap tahun yang ditemukan di sepanjang tahun. Penyakit ini tersebar di seluruh wilayah dengan insidensi yang tidak berbeda jauh antar daerah. Serangan penyakit lebih bersifat sporadis dan bukan epidemik. Dalam suatu daerah terjadi kasus yang berpencar-pencar dan tidak mengelompok. Sangat jarang ditemukan beberapa kasus pada satu keluarga pada saat yang bersamaan (Widoyono, 2011).rnMenurut Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, prevalensi thypoid nasional sebesar 1,6 %, yang artinya ada 1600 kasus thypoid per 100.000 penduduk Indonesia. Data tentang prevalensi penyakit demam thypoid di provinsi Jawa Tengah menunjukkan prevalensinya sebesar 1,6 % dan tersebar diseluruh kabupaten/kota dengan rentang 0,2-3,5 %. Prevalensi demam thypoid tertinggi dilaporkan berasal dari kabupaten Wonosobo, Pemalang dan Cilacap yaitu lebih dari 3 % (Rikesda Provinsi Jawa Tengah, 2007). Kemudian data prevalensi penyakit demam thypoid dengan hasil laboratorium widal positif di Kabupaten Pekalongan tahun 2015 ditemukan sebesar 981 kasus. Prevalensi demam thypoid tertinggi terdapat di daerah Puskesmas Kesesi I yaitu 525 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, 2015).rn Komplikasi yang dapat muncul akibat demam tifoid yang tidak segera ditangani adalah dapat terjadi perdarahan dan perforasi usus. Kejadian komplikasi ini sebanyak 0,5-3% yang terjadi setelah minggu pertama sakit. Komplikasi tersebut dapat ditandai apabila suhu badan dan tekanan darah mendadak turun dan kecepatan nadi meningkat. Perforasi dapat ditunjukkan lokasinya dengan jelas, yaitu di daerah distal ileum disertai dengan nyeri perut, tumpah-tumpah dan adanya gejala peritonitis. Selanjutnya gejala sepsis sering kali timbul. Sekitar 10% pneumonia dan bronkhitis ditemukan pada anak-anak dan komplikasi yang lebih berat dengan akibat fatal adalah apabila mengenai jantung (myocarditis) dengan cardiogenic shock. Prognosa tergantung dari pengobatan yang tepat dan cepat (Ranuh, 2013, h. 184).rn Peran perawat yang lebih optimal sangat diharapkan dalam menangani pasien dengan masalah demam tifoid. Diantaranya peran perawat dari aspek preventif adalah pencegahan terjadinya demam tifoid atapun penularan penyakit demam tifoid dengan cara memelihara kebersihan perorangan, pemberia vaksin atau imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Peran perawat dari aspek kuratif adalah dengan cara memberikan perawatan secara maksimal kepada pasien, menganjurkan kepada pasien atau keluarga yang menemani untuk menjaga kebersihan, pemberian nutrisi yang sesuai dan adekuat, menganjurkan istirahat total atau tirah baring bila terjadi peningkatan suhu tubuh, serta menempatkan pasien di ruangan khusus, atau isolasi. Peran perawat ditinjau dari aspek promotif yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan tentang penyakit terhadap pasien atau keluarga tentang penyebab, gejala, perawatan, pengobatan serta pencegahannya. Dari aspek rehabilitatif peran perawat yaitu dengan pemulihan keadaan pasien yang mengalami penyakit demam tifoid, seperti menjaga kebersihan makanan dan minuman serta pengawasan makanan, jajanan yang bersih dari orang tua yang ketat kepada anaknya.rn Berdasarkan data yang diperoleh dari RSI Muhammadiyah Pekajangan Kabupaten Pekalongan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014 didapatkan kasus demam tifoid sebanyak 234 anak, dan bulan Januari sampai dengan Desember 2015 didapatkan kasus demam tifoid sebanyak 331anak yang dirawatselama 1 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kasus demam tifoid masih cukup tinggi. Salah satu yang dilakukan untuk menurunkan angka kejadian demam tifoid pada anak adalah peran promotif perawat dengan memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan tentang penyakit terhadap klien atau keluarga tentang penyebab, gejala, perawatan, pengobatan serta pencegahannya sangatlah penting. Berdasarkan keterangan data di atas, maka penulis tertarik untuk menggali permasalahan tentang penyakit demam tifoid dan membuat karya tulis ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Demam Tifoid pada Anakâ€rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2016 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |