ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.M DI DESA PESAN UTARA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Salma Qothrunnada, Nur Chabibah, Wahyu Ersi
Kata Kunci   :KEK, Faktor Resiko dalam Kehamilan, OLIGOHIDRAMNION
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang dinilai paling peka dan telah disepakati sebagai ukuran derajat kesehatan suatu wilayah. Sustainable Development Goals (SGDs) yang dirancang tahun 2030 akan tercapai 70 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan SGDs menargetkan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah kurang dari 25 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Pangastuti, Zulfiana, Prastiiwi 2020).
Penyebab langsung dan tak langsung AKI. Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah Perdarahan (1,280 kasus), eklamsia (1,066 kasus), dan infeksi (207 kasus). Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kekurangan Energi Kronik pada kehamilan (37%) dan Anemia pada kehamilan (40%) (Kemenkes 2019, h.99.)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi (Ismai, Marlina, Sumarni 2021). Berdasarkan sumber data laporan rutin tahun 2020 yang terkumpul dari 34 provinsi menunjukkan dari 4.656.382 ibu hamil yang diukur lingkar lengan atasnya (LiLA), diketahui sekitar 451.350 ibu hamil memiliki LilA < 23,5 cm (mengalami risiko KEK). Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase ibu hamil dengan risiko KEK tahun 2020 adalah sebesar 9,7% (Kemenkes, 2020).
Status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor karena pada masa kehamilan banyak terjadi perubahan pada tubuhnya yaitu adanya peningkatan metabolisme energi dan juga berbagai zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam kandungannya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah jumlah makanan, beban kerja, pelayan kesehatan, status kesehatan, pendidikan, absorbsi makanan, paritas danjarak kelahiran, konsumsi kafein, dan konsumsi tablet besi (Syukur, 2016)
Pada waktu hamil gizi sangat penting untuk pertumbuhan janin yang dikandung. Gizi ibu hamil yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Ibu hamil dengan keadaan kurang gizi yang kronis, mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Syukur, 2016).
Hal ini didukung oleh penelitian Rohani, Wahyuni, dan Desri Di Praktik Bidan Mandiri (PMB) Desti Mayasari Pekon Kedaung Kecamatan Pardasuka Tahun 2022 ada hubungan yang signifikan antara status KEK ibu saat hamil dengan kejadian BBLR, dimana ibu hamil KEK berisiko 4,317 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak KEK.
Menurut Kemenkes (2020) dengan masih terdapatnya beberapa permasalahan maka alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah peningkatan pemanfaatan pangan lokal untuk makanan mambahan ibu hamil KEK melalui pendidikan gizi yang mengkombinasikan kegaitan untuk meningkatkan pengetahuan gizi ibu hamil juga meningkatkan kemampuan ibu hamil agar mengkonsumi makanan bergizi sesuai kebutuhan pada masa hamil. Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil KEK bertujuan untuk menambah asupan kalori dan protein ibu hamil KEK.
Faktor yang menyebabkan AKI salah satunya adalah dari umur ibu. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan diusia kurang 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan kehamilan risiko tinggi karena ibu hamil pada usia ≥35 tahun dimana mudah terjadi penyakit pada ibu seperti (hipertensi, diabetes mellitus, obesitas), organ kandungan menua (degenerasi sel), jalan lahir tambah kaku yang kemungkinan lebih besar mendapatkan anak cacat, terjadinya persalinan macet dan perdarahan (Pontoh, 2018).
Oligohidramnion kurang baik untuk pertumbuhan janin karena air ketuban kurang dari 500 cc maka pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan antara janin dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding rahim (Sastrawinata et al, 2004). Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan oligohidramnion adalah kelainan kongenital, Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), ketuban pecah, kehamilan postterm, insufiensi plasenta dan obatobatan (misalnya dari golongan antiprostaglandin). Kelainan kongenital yang paling sering menimbulkan oligohidramnion adalah kelainan sistem saluran kemih dan kelainan kromosom (Prawirohardjo, 2010).
Menurut Manuaba et al (2007) Komplikasi oligohidramnion terhadap janin adalah kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal distress. Fetal distress menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus dengan dikeluarkannya mekonium semakin mengentalkan air ketuban.
Induksi persalinan hanya untuk pasien kondisi kesehatan janinya beresiko janin kehamilan berlanjut. Induksi persalinan mungkin diperlukan untuk menyelamatkan janin dari lingkungan intra uteri yang potensial berbahaya pada kehamilan lanjut untuk berbagai alasan atau kareana kelanjutan kehamilan membahayakan ibu Adapun indikasi induksi persalinan yaitu ketuban pecah dini, kehamilan lewat waktu, oligohidramnion, koriamnionitis, preeklamsi berat, hipertensi akibat kehamilan, IUFD dan pertumbuhan janin terhambat (PJT), insufisiensi plasenta, perdarahan antepartum.
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir juga asuhan yang tidak terpisahkan dari asuhan kebidanan pada persalinan. Bayi baru lahir sebaiknya mendapat perawatan yang tepat karena terjadi banyak perubahan secara fisiologis, dengan demikian pemberian lingkungan yang hangat dan nyaman pada bayi menjadi focus asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir mendapat pelayanan dan pemeriksaan kesehatan pada neonatus yang dilakukan sebanyak 3 kali kunjungan
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2022 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |