ASUHAN KEPERAWATAN TUBERKULOSIS PARU PADA Tn. S DIRUANG TERATAI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Imroatun Jazilah, Nuniek Nizmah Fajriyah
Kata Kunci   :Keperawatan Ilmu Penyakit Dalam
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas kita sehari-hari. Bila keadaan kita tidak baik (sakit) maka itu akan mempengaruhi produktifitas kita juga. Melihat pentingnya hidup sehat tersebut, maka sudah semestinya kita menjaga perilaku kita dan sadar akan pentingnya hidup sehat agar terhindar dari serangan penyakit. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya hidup sehat tersebut, sehingga mereka kurang memperhatikan masalah kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka dan mengakibatkan rentannya terserang oleh suatu penyakit, baik yang sifatnya tidak menular bahkan sampai penyakit menular seperti TBC, dan lain-lain (Helmia, 2010.h.9). rn Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium Tuberculosis (dan kadang-kadang oleh M. Bovis dan africanum). Organisme ini disebut pula sebagai basil tahan asam. Penularan terjadi melalui udara (airborne spreading) dari “droplet†infeksi. Sumber infeksi adalah penderita TB paru yang membatukkan dahaknya, dimana pada pemeriksaan hapusan dahak umumnya ditemukan BTA positif. Batuk akan menghasilkan droplet infeksi (droplet nuclei). Pada sekali batuk dikeluarkan 3000 droplet. Penularan umumnya terjadi dalam ruangan dengan ventilasi kurang. Sinar matahari dapat membunuh kuman dengan cepat, sedang pada ruangan gelap kuman dapat hidup. Risiko penularan infeksi akan lebih tinggi pada BTA (+) dibanding BTA (-). Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menahun, bahkan dapat seumur hidup. Setelah seseorang terinfeksi kuman tuberkulosis, hampir 90% penderita secara klinis tidak sakit, hanya didapat test tuberkulin positif, 10% akan sakit. Penderita yang sakit, bila tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50% penderita TB paru akan mati, 25% sehat dengan pertahanan tubuh yang baik dan 25% menjadi kronik dan infeksius (Helmia, 2010.h.9). rn Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB diseluruh dunia (WHO, 2009). Selain itu, pengendalian TB mendapat tantangan baru seperti ko-infeksi TB/HIV, TB yang resisten obat dan tantangan lainnya dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi (Strategi Nasional Pengendalian TB, 2010-2014). WHO menyatakan bahwa 1/3 penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB. Setiap tahunnya diseluruh dunia didapatkan sekitar 4 (empat) juta penderita baru TB menular, ditambah dengan jumlah yang sama TB yang tidak menular dan sekitar 3 (tiga) juta meninggal setiap tahunnya. Dari seluruh kematian yang dapat dicegah, 25% diantaranya disebabkan oleh tuberculosis. Saat ini di Negara maju diperkirakan setiap tahun terdapat 10-20 kasus baru setiap 100.000 penduduk dengan kematian 1-5 per 100.000 penduduk sedang di Negara berkembang angkanya masih tinggi. Di Afrika setiap tahun muncul 165 penderita tuberculosis paru menular setiap 100.000 penduduk (Hariadi, 2010).rn rn Dengan angka insiden penderita BTA (+) sebesar 107/100.000 penduduk, maka diperkirakan pada tahun 2008 di Provinsi Jawa Tengah terdapat 34.913 penderita baru BTA (+). Dengan target penemuan penderita baru BTA (+) atau Case Detection Rate (CDR) > 70%, maka diharapkan minimal 24.439 penderita baru BTA (+) dapat ditemukan untuk selanjutnya diobati dan disembuhkan. Penemuan penderita baru BTA (+) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 sebanyak 16.748 penderita atau 47,97%, meningkat bila dibandingkan dengan CDR tahun 2007 sebesar 47,75%. CDR tertinggi adalah di Kota Pekalongan sebesar 106,44% dan yang terendah adalah di Kota Salatiga sebesar 24,08%. Terdapat lima Kabupaten/Kota yang sudah melampaui target 70% yaitu Kota Pekalongan (106,44%), Kota Surakarta (84,29%), Kabupaten Tegal (71,55%), Kota Pekalongan (80,02%), dan Kabupaten Batang (77,53%). Rendahnya angka penemuan ini berarti masih banyak kasus TB Paru yang belum terdeteksi dan belum terobati sehingga dapat menjadi sumber penularan bagi lingkungan sekitar para penderita tersebut. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan upaya penemuan kasus secara aktif oleh petugas kesehatan (Dinkes jateng, 2008, dilihat 6 januari 2016 ).rn Berdasarkan data Dinas Kesehatan di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015 terdapat 982 kasus dengan rincian perempuan 465 kasus dan laki-laki sebanyak 517 kasus. Hal ini membuktikan bahwa angka kesakitan terjadi lebih sering pada laki-laki yaitu 517 kasus dalam setahun dalam periode 2015 (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan 2015).rnBerdasarkan laporan kasus di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan untuk penyakit tuberkulosis paru pada tahun 2014 didapatkan data sebanyak 39 penderita. Sedangkan di tahun 2015 meningkat yaitu sebanyak 182 penderita. Berdasarkan data-data diatas, penderita TB paru semakin meningkat, padahal TB paru ini penyakit yang bisa disembuhkan apabila cara penanganannya menggunakan prosedur dengan benar, yaitu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan baik. Pentingnya peran perawat sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan termasuk berupaya bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit TB paru baik dengan cara pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga yang telah terinfeksi atau melalui pencegahan dengan memperhatikan kebersihan lingkungan rumah dan pencahayaan yang baik. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Tuberkulosis Paru pada Tn.S diruang Teratai RSUD Kajen Kabupaten Pekalonganâ€.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2016 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |