ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL PADA Ny. D DENGAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUANG DAHLIA RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Sarifah Kurniati, Isyti'aroh, Emi Nurlae
Kata Kunci   :Asuhan keperawatan maternitas dengan PEB
rnA. LATAR BELAKANGrnPre-eklampsia adalah kondisi khusus dalam kehamilan, ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Proteinuria adalah adanya 300 mg atau lebih protein urin/24 jam atau 30 mg/dl (1+ pada dipstick) dalam sempel urine acak. Derajat proteinuria dapat sangat berfluktuasi dalam periode 24 jam, bahkan pada kasus yang parah. Kombinasi proteinuria plus hipertensi selama kehamilan sangat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas. Peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin meningkat jika ibu mengalami pre-eklampsia. Di negara maju, penyakit ini merupakan penyebab utama kematian maternal, dan di Inggris kebanyakan kematian ini berhubungan dengan asuhan suboptimal, terutama oleh pemberi asuhan intrapartum (Chapman, 2006 h. 160).rnPenelitian Action on Pre-eklampsia (APEC) tahun 2005 (dikutip dalam Billington & Mandy 2010 h. 122 ) pre-eklampsia merupakan gangguan hipertensi yang paling sering terjadi pada kehamilan. Pre-eklampsia diperkirakan secara luas menyerang 3-5% kehamilan atau satu dari sepuluh kehamilan dengan insiden pre-eklampsia beratmencapai sekitar 1% atau satu dari 50 kehamilan.rnData Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 359 meninggal dunia per 100.000 ibu hamil/melahirkan. Hal ini menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia menempati posisi tertinggi di kawasan Asia Tenggara ( Kemenkes RI, 2014 h. 226 )rnAngka kematian Ibu ( AKI ) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup(Kemenkes RI, 2013 h. 13 ).rnTiga penyebab utama kematian ibu di Indonesia didominasi oleh perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), dan infeksi. Menurut Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, Hasil Analisis Lanjut Sensus Penduduk tahun 2010 proporsi tiga penyebab kematian ibu telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan, sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh HDK(Kemenkes RI, 2014 h 119 ).rnInsidensi pre-eklampsia sering mencapai sekitar 5 persen meskipun angkanya sangat bervariasi dalam berbagai laporan. Insidensi dipengaruhi oleh paritas,dengan wanita primipara memiliki resiko lebih besar (7 sampai 10 % ) jika dibandingkan dengan wanita multipara. Faktor resiko lain yang berkaitan dengan pre-eklampsia adalah kehamilan multiple, riwayat hipertensi kronis, usia ibu lebih dari 35 tahun, berat ibu berlebihan, dan etnis Afro-Amerika (Leveno dkk 2009, h. 395 ).rnData yang penulis perolehdi RSUD Kraton, selama tahun 2014 jumlah pasien dengan yang dirawat di Ruang Dahlia sebanyak 1.175 pasien dengan pasien Pre-eklampsia berat ditemukan sebanyak 208 pasien, atau 17,7%, yang jika dirata-rata pasien jumlah pasien perbulan dengan Pre-eklampsia berat adalah 17 sampai 18 pasien. Peningkatan pasien dengan diagnosa pre-eklampsia tertinggi terjadi pada bulan Mei 2014 yaitu sebanyak 32 pasien, atau 18,3% dari 175 pasien. Sedangkan penderita pasien dengan Pre-eklampsia berat terendah terjadi pada bulan September yaitu sebanyak 9 pasien atau 8,03% dari 112 pasien. Pada saat penulis melakukan pengkajian pada bulan Januari 2015, data yang diperoleh ditemukan 10 pasien dengan preeklampsia berat, atau 14,3% dari 70 pasien yang dirawat pada bulan tersebut ( Rekam Medis Ruang Dahlia RSUD Kraton, 2015).rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |