ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.F DI DESA TANGKIL TENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Nurul Azizah, Rini Kristiyanti
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.F DI DESA TANGKIL TENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, berdasarkan data dari kementrian Kesehatan tahun 2015 (kemenkes, 2015) tercatat ada 305 ibu meninggal per 100 ribu orang. AKI menunjukkan penurunan menjadi 305/100.000 KH berdasarkan hasil survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kemenkes RI, 2017). Hal ini masih terpaut jauh dengan target Sustainable Development Goals (SDG’s) pada tahun 2016 yaitu sebesar 70/100.000 KH (Kemenkes RI, 2015). Kematian ibu menurut definisi World Health Organization (WHO) ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Penyebab kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, dan sebab-sebab yang tidak langsung seperti kanker, malaria, HIV/AIDS, penyakit kardiovaskular, dan anemia (Saifuddin 2014, h.54).rnAnemia merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu. Anemia juga menjadi masalah kesehatan utama pada Negara berkembang dan berhubungan dengan meningkatnya AKI dan AKB . Meskipun hanya 15% dari ibu hamil di negara maju yang mengalami anemia, namun prevalensi anemia di negara berkembang relative tinggi yaitu 33% sampai 74% (Irianti 2014, h.158). Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah karena kekurangan zat besi. Ibu hamil yang mengalami anemia dapat megakibatkan anemia pada bayi yang dilahirkan, kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBL, persalinan preterm, dll ( Sulistyoningsih 2011, h. 129).rnPeran bidan dalam menangani anemia harus menerapkan strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil. Penanganan anemia yang tepat akan meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah kebutuhan akan intervensi lebih lanjut. Untuk itulah tenaga kesehatan khususnya bidan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, serta harus mampu dan terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang diterapkan. (Pratami, 2016, h. 86)rnAngka persalinan dengan seksio sesarea pada ibu dengan myopia umumnya terjadi pada myopia derajat tinggi yaitu mata minus lebih dari 6 Pada kasus myopia kurang dari 6 banyak yang bersalin secara seksio sesarea karena sebagian besar dokter khawatir akan terjadi komplikasi pada mata saat proses melahirkan akibat tekanan bola mata meningkat dan dikhawatirkan terjadi perdarahan retina yang mengakibatkan kebutaan (Setyowati, Nurhidayati 2009 h.6).rnPeriode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarga secara fisiologis, emosional, dan sosial. Baik di negara maju maupun berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pascapersalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pascapersalinan (Saifuddin 2014, h.357).rnMarmi (2012, H. 5) menyatakan menurut Depkes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal merupakan bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh bayi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka kematian oleh karena diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anakrnData Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2017 diketahui dari 27 puskesmas terdapat 17.300 jumlah ibu hamil, dari jumlah ibu hamil tersebut terdapat 10.527 orang (59%) mengalami anemia dan dari hasil Data Puskesmas Kedungwuni II pada tahun 2017 terdapat 895 orang (96%) jumlah kehamilan dengan anemia dari total ibu hamil sebanyak 930 ibu hamil serta yang mengalami resiko tinggi terdapat 189 orang (21%) dari total ibu hamil sebanyak 930 ibu hamil. Dari angka ini menunjukkan bahwa ANC rutin masih perlu ditingkatkan agar dapat mendeteksi secara dini ibu hamil yang mengalami anemia. Laporan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2017 diketahui dari 27 puskesmas terdapat 16.580 jumlah ibu bersalin, dari jumlah ibu bersalin tersebut terdapat 707 orang (4,2%) bersalin dengan tindakan seksio sesarea. Dan Data Puskesmas Kedungwuni II pada tahun 2017 terdapat 887 jumlah ibu bersalin dari jumlah ibu bersalin tersebut terdapat 42 orang (4,7%) bersalin dengan tindakan seksio sesarea. rnBerdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. F Di Desa Tangkil Tengah Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan Tahun 2018â€. rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2018 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |