ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG PADA Ny. D DI RUANG ICU RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Rinarti, Nuniek Nizmah Fajriyah, Rita Dwi Hartan
Kata Kunci   :KTI penyakit dalam
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi darah untuk metabolisme jaringan. Gagal jantung adalah tahap akhir yang sering fatal pada penyakit jantung, karena penderita yang didiagnosa gagal jantung bagaikan memasuki suatu fase tiada jalan kembali. Gagal jantung adalah satu-satunya jenis penyakit jantung yang morbiditas (angka kesakitan) dan angka mortalitas (angka kematian)nya justru tinggi, walaupun telah banyak yang dilakukan penelitian untuk mengetahui patofisiologi (ilmu yang mempelajari tentang fungsi organ dan keadaan yang menyebabkan sakit) serta pengobatannya. Faktanya saat ini 50% penderita gagal jantung akan meninggal dalam waktu 5 tahun, sejak diagnosanya ditegakkan. Begitu juga dengan resiko untuk menderita gagal jantung, belum bergerak dari 10 % untuk kelompok diatas 70 tahun, dan 5 % untuk kelompok usia 60-69 tahun, dan 2 % untuk kelompok usia 40-49 tahun (Ruhyanudin, 2007). rnMenurut World Health Organization (WHO) di negara-negara maju dan berkembang, kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung menduduki ranking pertama setiap dan sepanjang tahun. Jadi, penyakit jantung merupakan pembunuh yang utama di negara tersebut setiap dan sepanjang tahun. Diperkirakan peningkatan jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung antara lain perubahan pola hidup, khusus bagi seseorang yang hidup dikejar waktu, selalu gelisah kurang bergerak, atau menjadi perokok, stress, usia yang sudah lanjut dan perubahan konsumsi pangan dapat mendorong peningkatan menjadi penderita penyakit jantung (Nurhayati & Nuraini, 2009). rnDi dunia, gagal jantung telah melibatkan setidaknya 23 juta penduduk. Sekitar 4,7 juta orang menderita gagal jantung di Amerika (1,5-2% dari total populasi), dengan tingkat insiden 550.000 kasus per tahun. Dari sejumlah pasien tersebut, hanya 0,4-2% saja yang mengeluhkan timbulnya gejala (Irnizarifka, 2011). Di Eropa, kejadian gagal jantung berkisar 0,4%-2% dan meningkat pada usia yang lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun. Ramalan dari gagal jantung akan jelek bila dasar atau penyebabnya tidak dapat diperbaiki. Seperdua dari pasien gagal jantung akan meninggal dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada keadaan gagal jantung berat lebih dari 50% akan meninggal dalam tahun pertama. Penyakit jantung koroner merupakan etiologi gagal jantung pada 60-70% pasien, terutama pada pasien usia lanjut. Sedangkan pada usia muda, gagal jantung diakibatkan oleh kardiomiopati dilatasi, aritmia, penyakit jantung kongenital atau valvular dan miokarditis (Manurung dan Ghanie, 2006).rnPrevalensi penyakit gagal jantung meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur 65 – 74 tahun (0,5%) untuk yang terdiagnosis dokter, menurun sedikit pada umur ≥75 tahun (0,4%), tetapi untuk yang terdiagnosis dokter atau gejala tertinggi pada umur ≥75 tahun (1,1%). Untuk yang didiagnosis dokter prevalensi lebih tinggi pada perempuan (0,2%) dibanding laki-laki (0,1%), berdasar didiagnosis dokter atau gejala prevalensi sama banyaknya antara laki-laki dan perempuan (0,3%). Prevalensi yang didiagnosis dokter serta yang didiagnosis dokter atau gejala lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan rendah. Prevalensi yang didiagnosis dokter lebih tinggi di perkotaan dan dengan kuantil indeks kepemilikan tinggi. Untuk yang terdiagnosis dokter atau gejala sama banyak antara perkotaan dan perdesaan (Riskesdes, 3013). Prevalensi kasus dekompensasi kordis tahun 2009 sebesar 0,14% artinya dari 10.000 orang terdapat 14 orang yang menderita penyakit ini, mengalami penurunan bila dibandingkan prevalensi tahun 2008 sebesar 0,18%. Prevalensi tertinggi adalah di kota Magelang sebesar 1,10% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). rn Data prevalensi penyakit gagal jantung atau CHF dari rumah sakit RSUD Kraton Pekalongan didapatkan data dari bulan januari tahun 2013 sebanyak 18 penderita, bulan februari sebanyak 29 penderita, bulan maret sebanyak 35 penderita, bulan april sebanyak 24 penderita, bulan mei 22 penderita, bulan juni ada 15 penderita, bulan juli dan agustus hasilnya sama yaitu sebanyak 12 penderita, bulan september naik sebesar 16 penderita, pada bulan oktober terjadi penurunan menjadi 7 penderita, pada bulan november dan desember hasilnya mencapai 22 penderita. Secara keseluruhan di total dari bulan januari sampai desember tahun 2013 berjumlah 234 penderita. Sedangkan pada bulan januari tahun 2014 prevalensi meningkat menjadi 36 penderita, pada bulan februari sebanyak 39 penderita, pada bulan maret sebanyak 46 penderita, pada bulan april sebanyak 24 penderita, bulan mei sebanyak 16 penderita, pada bulan juni naik menjadi 30 penderita, pada bulan juli sebanyak 35 penderita, pada bulan agustus makin meningkat sebanyak 54 penderita, pada bulan september berjumlah 42 penderita, pada bulan oktober berjumlah 53 penderita, pada bulan nopember menunjukan jumlah tertinggi yaitu 57 penderita, dan pada bulan desember mengalami penurunan sebanyak 33 penderita. Total keseluruhan pada tahun 2014 dari bulan januari sampai desember sebanyak 455 penderita, hal ini menunjukan peningkatan yang signifikan dari tahun 2013. (RSUD Kraton Pekalongan, 2014)rn Keperawatan pada penyakit gagal jantung yang tepat dapat membantu jantung memompa lebih efisien. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan diuretik untuk mengendalikan gejala dimana pasien tidak nyaman karena berkurangnya volume darah, memberikan inhibitor Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) untuk mengurangi afterload, memberikan beta bloker yang membantu menaikkan penyemburan cairan dan mengurangi ukuran ventrikuler, memberikan inotrope untuk memperkuat kontraktilitas otot jantung, memberikan vasodilator untuk mengurangi preload, mengurangi cairan, oksigen tambahan untuk memenuhi bertambahnya kebutuhan otot jantung, diet rendah sodium untuk mencegah bertambahnya retensi cairan (DiGiulio, Jackson & Keogh, 2014)rn Penulis mengangkat kasus gagal jantung ini dikarenakan melihat dari prevalensi penderita gagal jantung yang setiap tahunnya bertambah besar. Hal ini di buktikan dari hasil data prevalensi penyakit gagal jantung atau CHF dari rumah sakit RSUD Kraton Pekalongan yang meningkat yaitu berjumlah 234 penderita yang meningkat tajam pada tahun 2014 sebanyak 455 penderita. Selain karena prevalensi gagal jantung yang semakin meningkat penulis juga tertarik untuk mengangkat kasus ini karena penulis ingin mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit pada pasien gagal jantung dan bagaimana kondisi sebenarnya pasien gagal jantung ketika mengalami serangan jantung. Walaupun gagal jantung merupakan kelanjutan dari penyakit lain namun penyakit ini sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit bahkan sering sekali penyakit ini menjadi penyebab kemaatian seseorang. Sehingga perlu dilakukan asuhan keperawatan dan tindakan medis yang tepat.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |