KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S POST SEKSIO SESAREA DENGAN MIOMA UTERI DI RUANG MELATI RSUD KAJEN
Pengarang : Winar Sukmaningtyas, Isyti'aroh
Kata Kunci   :keperawatan maternitas
BAB IrnPENDAHULUANrnA. Latar Belakang rnMioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid. Mioma uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal mioma uteri yaitu pada serviks uteri (2%) dan pada korpus uteri (97%), belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche (Padila, 2015). rnPerempuan yang berusia lebih dari 30 tahun menderita leiomioma uteri dalam berbagai ukuran yaitu sekitar 20 % yang diperlihatkan studi otopsi. Leiomioma uteri biasanya tidak terdeteksi sebelum pubertas dan tumbuh hanya selama usia subur serta mengalami regresi setelah meopause. Ukuran tumor bervariasi, mulai dari pertumbuhan mikroskopik sampai tumor yang memiliki berat lebih dari 50 kg. Walaupun dapat tumbuh secara tunggal, leiomioma umumnya muncul secara multipel. Dibawah rangsangan hormon kehamilan, leiomioma dapat membesar dan melunak serta sulit dibedakan dari jaringan uterus normal disekitarnya dengan palpasi. Ukuran tumor biasanya berkurang setelah kehamilan. Dua pertiga perempuan menderita mioma uteri tidak memperlihatkan gejala. Sebagian perempuan yang asimtomatik mungkin menyadari adanya massa di abdomen dan sebagian beranggapan bahwa mereka hamil-bahkan tanpa keterlambatan haid-jika massanya cukup besar. Mioma uteri dapat menyebabkan keluhan mual dan muntah (akibat obstruksi usus), rasa berat di panggul atau perut, peningkatan pengeluaran duk vagina, dismenorea, pendarahan uterus abnormal, inkontinensia urin, sering berkemih, kesulitan berkemih, konstipasi, fatigue (akibat anemia), dispareunia, mukore, massa, dan nyeri. (Gant & Cunningham, 2011).rnrnKejadian penderita mioma uteri ini sebagian tidak menunjukkan keluhan apapun dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan. Mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri menimbulkan keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum haid (menarke) dan akan mengalami pengecilan setelah mati haid (menopause). Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma uteri tetap besar atau bertambah besar, kemungkinan degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum menarke, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi kista ovarium dan kemungkinan besar menjadi ganas (Manuaba, 2010).rnHasil data dari rekam medis di RSUD Kajen,selama tahun 2015 terdapat jumlah pasien seksio sesarea yang dirawat di Ruang Melati sebanyak 349 pasien.Dalam satu tahun terakhir ini pada tahun 2015 adalah sebanyak 10 kasus penderita mioma uteri, sedangkan dalam satu bulan terakhir yaitu pada bulan Januari 2016 terdapat 2 kasus penderita mioma uteri (Buku Laporan Rekam Medis Ruang Melati).rnDengan demikian perawat harus mampu berpikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif serta mampu mengidentifikasi masalah-masalah klien yang dirumuskan sebagai diagnosa keperawatan, mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah keperawatan yang di alami oleh klien, serta mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memberi asuhan keperawatan yang optimal.rnBerdasarkan data tersebut penyusun merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan Post Seksio Sesarea dengan Mioma Uteri dan menyusun laporan kasus tentang asuhan keperawatan Ny. S Post Seksio Sesarea dengan Mioma Uteri di Ruang Melati RSUD Kajen. rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2016 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |