BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut data kemenkes tahun 2023, di indonesia angka kematian ibu
(AKI) sekitar 205/100.000 kelahiran hidup (KH) dan belum mencapai target
yang ditentukan yaitu 183/100.00 KH di tahun 2024. Tingginya AKI terkait
dengan penyebab langsung yaitu kematian ibu di Indonesia masih didominasi
oleh kesehatan ibu saat kehamilan dan persalinan, sedangkan penyebab tidak
langsungnya dipengaruhi oleh 4T atau biasa disebut dengan empat terlalu.
Empat terlalu masih menjadi suatu masalah yang sulit untuk diselesaikan
secara tuntas, yaitu terlalu tua untuk hamil, terlalu muda untuk hamil, terlalu
banyak jumlah anak, & terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari dua tahun.
Menurut data dinas kesehatan provinsi jawa tengah Angka Kematian
Ibu (AKI) di Jateng berada di bawah AKI Nasional. Jateng mencatatkan 183
yang selaras dengan penurunan yang ditargetkan pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yakni 183/100 ribu Kelahiran
Hidup.Yang menggembirakan adalah angka kematian ibu. Di mana AKI tahun
2020 sudah mencapai 183 (per 100 ribu kelahiran hidup), sedangkan level
nasional mencapai 189 (per 100 ribu kelahiran hidup). ini menurun jauh,
hampir 45 persen (Pofile Kesehatan Jawa Tengah 2020).
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa kematian ibu dapat
disebabkan oleh komplikasi obstetrik atau penyakit yang terjadi pada masa
kehamilan, persalinan, dan nifas (Heni,2019). Selain itu masih banyak
ditemukan kehamilan yang berisiko atau memiliki masalah (terlalu banyak,
terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kehamilan, pernah gagal hamil,
pernah melahirkan anak dengan tindakan, dan pernah melahirkan anak dengan
sectio cesarea. yang sangat membahayakan bagi kesehatan ibu atau yang
dikenal dengan “Empat Terlalu (4T) dan (3) pernah” yang dapat menyebabkan
risiko/bahaya kemungkinan terjadinya komplikasi mengakibatkan kematian /
kesakitan / keccatan / ketidaknyamanan/ ketidakpuasan pada ibu ataupun janin.
2
Salah satunya komplikasi obstetric yaitu letak sungsang.(Kartika
Mariyon,2019).
Kehamilan dengan indikasi letak sungsang. dimana bayi letaknya
sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan
bokong merupakan bagian terbawah atau di bagian pintu atas panggul. Pada
letak sungsang berturut-turut lahir bagian-bagian yang makin lama makin
besar, dimulai dari lahirnya bokong, bahu kemudian kepala. Pada kehamilan
belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, sebagian besar janin ditemukan dalam presentasi
kepala. Pada presentasi bokong, baik ibu dan janin mengalami peningkatan
risiko yang besar dibandingkan dengan presentasi kepala (Sinta Komaya dan
Widya Maya Ningrum,2020)
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
salah satunya ada plasenta previa (Andi Meutiah Ilhamjaya dan Suryani
Tawali,2020). kegawatdaruratan yang menjadi penyebab paling banyak dalam
kematian ibu dengan tingkat kejadian sekitar 3% dari seluruh kasus persalinan.
ibu dengan kehamilan plasenta previa diperkirakan antara 0,26% - 2,00% dari
jumlah keseluruhan kehamilan. Sementara itu, di Indonesia yang dirinci oleh
beberapa peneliti, terjadi peningkatan dari 2,4 menjadi 3,56% dari seluruh
kehamilan. Menurut penelitian di Indonesia, kasus plasenta previa sebanyak
4.726 dan dari jumlah lengkap kasus ada 36 ibu yang mengalami kematian.
(Junita dalam Endriyani Syafitri, 2018). Ibu hamil dengan plasenta previa dapat
melahirkan secara normal bila kondisi plasenta tidak sepenuhnya menutupi
jalan lahir, namun di sisi lain, bila plasenta menutupi jalan lahir secara
total/keseluruhan maka ibu lebih baik dianjurkan untuk melahirkan secara
Sectio Caesarea demi menghindari komplikasi medis yang ditimbulkan
bahkan lebih berat (Yessy octa fristica,2022)
Persalinan dengan metode Sectio Caesarea (SC) memiliki risiko tinggi
terhadap kesehatan ibu dan janin. Dilakukan nya tindakan SC kembali, hal ini
mungkin dikarenakan hal ini dikarenakan untuk mencegah terjadinya ruptur
uterus (pembelahannya). Ruptur uterus merupakan kondisi darurat yang terjadi
3
ketika uterus pecah selama persalinan, dan ini dapat menyebabkan komplikasi
serius baik bagi ibu maupun bayi oleh karena resiko tersebut, maka beberapa
tenaga kesehatan menganjurkan untuk melahirkan dengan persalinan anjuran
seperti metode sectio caesarea untuk mencegah komplikasi potensial
(Zuleikha et al., 2022). Adapun dampak yang dapat terjadi pada persalinan
dengan metode SC adalah infeksi pasca pembedahan, nyeri pasca melahirkan,
kehamilan di luar kandungan pada kehamilan berikutnya, waktu pemulihan
lama, dan biaya persalinan lebih mahal, ruptur uteri,dan perdarahan (Ida Bagus
Giri Sena Putra1, 2021).
Pada ibu nifas post SC cenderung akan mengalami perdarahan lebih
banyak dibandingkan dengan kelahiran normal. Hal ini terjadi karena adanya
tambahan luka sayatan pada dinding rahim. Tidak ada perbedaan antara nifas
post SC dengan nifas normal, darah akan berhenti sekitar 4-6 minggu pasca
melahirkan. Intensitas dan frekuensi nyeri pada post sc akan terus berkurang
seiring dengan pemulihan (Dewi Roniawati, 2021).
Pada bayi yang lahir dari proses persalinan Section Caesarea (SC) tidak
terkena bakteri seperti penyakit kelamin sepeti HIV yang terdapat dari jalan
lahir dan vagina sebagaimana yang diaami oleh bayi yang dilahirkan secara
pervaginam. Akibatnya bayi berisiko lebih rentan terinfeksi penyakit karena
antibodynya belum terbentuk dan daya tahan tubuhnya cenderung lebih lemah,
bayi juga beresiko terkena asma dan gangguan pernafasan karena selama
persalinan pervaginam, tubuh bayi ditekan oleh otot-otot pada jalan lahir.
Tekanan tersebut membantu mengosongkan cairan ketuban yang terdapat
dalam paru-paru bayi. Sementara pada bayi yang lahir melalui operasi
Caesarea tidak mengalami proses tersebut sehingga terdapat cairan yang lebih
banyak di paru-paru bayi (Tangklisan, Handayani dan Utami, 2022).Salah
satunya risiko yang dapat dialami oleh janin yang lahir melalui persalinan
metode Section Caesarea (SC) adalah kesulitan bernapas setelah lahir atau
asfiksia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Denmark pada 34.000
kelahiran, bayi yang lahir melalui persalinan dengan metode Section Caesarea
(SC) pada minggu ke-37 memiliki risiko kesulitan bernapas sangat tinggi jika
4
dibandingkan dengan ke- lahiran dengan usia kehamilan minggu ke- 38 dan
394 (Ida Bagus Giri Sena Putra,Made dkk, 2021)
Hasil data dinas kesehatan provinsi jawa tengah Angka Kematian Ibu
(AKI) di Jateng berada di bawah AKI Nasional. Jateng mencatatkan 183 yang
selaras dengan penurunan yang ditargetkan pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yakni 183/100 ribu Kelahiran
Hidup.Yang menggembirakan adalah angka kematian ibu. Di mana AKI tahun
2020 sudah mencapai 183 (per 100 ribu kelahiran hidup), sedangkan level
nasional mencapai 189 (per 100 ribu kelahiran hidup). ini menurun jauh,
hampir 45 persen (Pofile Kesehatan Jawa Tengah 2020).
Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Kabupaten Pekalongan
pada tahun 2024 turun signifikan dibanding dengan tahun 2023 (Dinkes
Provinsi Jateng, 2021).
Pada tahun 2023 AKI di Kabupaten Pekalongan mencapai 34 kasus dan
menempati peringkat ke dua se Jawa Tengah Namun pada tahun 2024 sampai
bulan September AKI di Kabupaten Pekalongan tercatat 11 kasus. Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada tahun 2023 dari data
27 puskesmas menunjukkan jumlah ibu hamil sebanyak 14.067 ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni 1 yaitu kehamilan dengan Riwayat SC
berjumlah (52 %), Permasalahan ini masih menjadi tantangan serius,data yang
diperoleh di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan yang mencatat
4 kematian ibu pada tahun 2024, dan 36,45% dari total ibu hamil tergolong
risiko sangat tinggi (Dinkes Kabupaten Pekalongan, 2023). Berdasarkan
catatan medis di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan pada tahun
2024 terdapat ibu bersalin SC sebanyak 1.259 (125,9%), ibu bersalin dengan
riwayat SC sebanyak 250 (2,5%), ibu bersalin dengan placenta previa sebanyak
102 (1,02), dan ibu bersalin dengan presentasi bokong sebanyak 47 (0,47)
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
Menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. M Di Desa Tosaran Wilayah Kerja Pusksesmas
Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam
Laporan Tugas Akhir ini adalah “Bagaimanakah penerapan manajemen
“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M Di Desa Tosaran Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan”.
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis membatasi “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M Di Desa Tosaran Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan”. pada tanggal 07 November
2024 sampai tanggal 20 Maret 2025.
D. Penjelasan Judul
Untuk menghindari perbedaan presepsi, maka penulis akan
menguraikan tentang judul dalam Laporan Tugas Akhir yaitu
1. Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan yang diberikan penulis kepada Ny. M secara menyeluruh dari umur
kehamilan 28 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu dengan Jarak
kehamilan <2th ,Riwayat Sectio Caesarea (SC), Letak sungsan, Plasenta Previa,
persalinan SC, nifas normal 6 jam sampai dengan 6 minggu serta bayi baru lahir
untuk memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan.
2. Ny. M
Seorang wanita yang berusia 28 tahun, hamil anak ke empat, belum pernah
keguguran yang mendapat asuhan mulai 28 minggu dengan jarak kehamilan <2
tahun, Riwayat SC, Plasenta previa, Letak sungsang.
3. Desa Tosaran
Puskesmas Kedungwuni 1 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
4. Puskesmas Kedungwuni 1
Adalah tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di Wilayah
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
6
E. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny.M Di Desa Tosaran
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni 1 Kabupaten Pekalongan”. Sesuai standar,
kompetensi, dan kewenangan bidan serta didokumtasikan dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pemberian Asuhan Kebidanan Kehamilan di usia
kehamilan 24 minggu sampai 37 minggu pada Ny. M di Desa Tosaran
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun
2024
b. Dapat memberikan asuhan kebidanan selama persalinan Section Caesarea
(SC) Ny. M di Desa Tosaran Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I
Kabupaten Pekalongan Tahun 2025.
c. Dapat memberikan asuhan kebidanan masa nifas normal 6 jam sampai 6
minggu pada Ny. M di Desa Tosaran Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Tahun 2025.
d. Dapat memberikan asuhan kebidanan BBL sampai neonates normal 28 hari
pada By. Ny M di Desa Tosaran Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I
Kabupaten Pekalongan Tahun 2025.
F. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan asuhan
kebidanan komprehensif sesuai dengan kompetensi bidan dan memperoleh
pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan tersebut.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi pengetahuan dan keterampilan tambahan untuk
pengembangan ilmu kebidanan dan menejemen kebidanan dalam memberikan
asuhan kebidanan komprehensif sesuai dengan kompetensi bidan.
7
3. Bagi Bidan
Sebagai masukan dan motivasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan asuhan
kebidanan komprehensif sesuai dengan kompetensi bidan.
4. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan evaluasi program kerja dan sebagai peningkatan mutu program
kerja khususnya yang berkaitan dengan asuhan kebidanan komprehensif sesuai
dengan kompetensi bidan.
G. Metode Pengumpulan Data
Adapun beberapa metode dalam pengumpulan data yang dilakukan penulis
meliputi :
1. Anamnesa
Anamnesa merupakan pengkajian data yang dilakukan dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau
dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien (Widiastuti, 2018).
Anamnesa yang penulis lakukan pada Ny. M yaitu secara tatap muka dengan
menanyakan data subyektif yang meliputi biodata Ny. M dan suami,
keluhan riwayat menstruasi, riwayat pernikahan, riwayat kehamilan,
persalinan yang lalu, dan nifas yang lalu, keadaan psikososial, pola
kehidupan sehari-hari dan pengetahuan seputar kehamilan. Tujuan
anamnesa yaitu untuk mendapat keterangan sebanyak-banyaknya mengenai
data atau keluhan pasien, membantu menegakkan diagnosa, dan mampu
memberikan pertolongan pada pasien.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi), dan periksa ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki,
yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan
(Rahayu, 2016).
8
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan dengan melihat dan mengamati
dari ujung kepala sampai ujung kaki. Pemeriksaan yang dilakukan
pada Ny. M dan By. Ny. M dengan melihat dan mengamati meliputi
pemeriksaan wajah, mata, hidung, telinga, leher, dada, abdomen,
dan ekstremitas untuk mendapatkan data objektif.
b. Palpasi
pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. M dan By. Ny. M dengan
palpasi abdomen melalui pemeriksaan leopold, pemeriksaan adanya
benjolan pada payudara, telinga, mengecek kapilary refil tangan dan
kaki, adanya oedem di tangan dan kaki
c. Perkusi
Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengetuk menggunakan
kekuatan pendek yang bertujuan untuk mengetahui keadaan yang
ada. Pemeriksaan ini dilakukan pada ibu hamil pada saat
pemeriksaan nyeri ketuk ginjal dan reflek patella. Pemeriksaan yang
dilakukan Ny. M dan By. Ny. M berupa nyeri ketuk ginjal dan reflek
patella untuk mendapatkan data objektif.
d. Auskultasi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoral
(stetoskop obstetrik) untuk mendengarkan Denyut Jantung Janin
(DJJ), gerakan janin, bising usus. Pemeriksaan yang dilakukan pada
Ny. M dan By. Ny. M dengan cara mendengarkan untuk mendapat
data objektif.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
menegakan diagnosa dengan cara pemeriksaan laboratorium.
a. Pemeriksaan Hemoglobin penulis pada Ny. M untuk mengetahui
kadar Hemoglobin dan mendeteksi adanya faktor resiko seperti
anemia pada ibu yang dilakukan dengan menggunakan Hb digital.
9
Pemeriksaan Hb dilakukan pada tanggal 7 november 2024 pada usia
kehamilan 23 minggu
b. Pemeriksaan urin
1) Pemeriksaan Protein Urin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya albumin
urin dan untuk mengetahui apakah Ny.M mengalami preeklamsia
dan adanya protein yang keluar bersamaan dengan urin,
pemeriksaan protein urin dilakukan dengan menggunakan urin dan
asam asetat. Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 7 November 2024.
2) Pemeriksaan Urin Reduksi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
glukosa urin dan untuk skrining terhadap diabetes militus
gestasional pada Ny. M pemeriksaan urin reduksi dilakukan dengan
menggunakan urin dan cairan benedic. Pemeriksaan dilakukan pada
tanggal 7 November 2024.
4. Studi Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan mempelajari data yang
terdapat pada catatan-catatan pada Ny. M, bukti atau keterangan lain seperti
buku KIA dan USG. Pemeriksaan laboratorium penunjang yang dilakukan
oleh petugas laboratorium pada Ny. M di Kedungwuni 1 meliputi
pemeriksaan HbSAg, pemeriksaan VCT untuk mendeteksi HIV/AIDS, dan
USG yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan janin terutama
perkembangan otak, jantung dan fungsi organ lainnya (Kasmiati, 2023).
10
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi Laporan Tugas Akhir ini,
maka laporan ini terdiri dari 5 (Lima) BAB yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi dengan gambaran awal mengenai permasalahan yang akan dikupas,
yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, penjelasan
judul, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang konsep dasar asuhan kebidanan meliputi konsep Kehamilan,
kehamilan dengan riwayat Sectio Caesarea (SC), Jarak <2 tahun, plasenta
previa,letak sungsang. nifas, bayi baru lahir dan neonatus normal, manajemen
kebidanan, pendokumentasian kebidnan dan landasan hukum yang terdiri dari
standar pelayanan kebidanan dan kompetensi kebidanan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi tentang penerapan asuhan kebidanan komprehensif. Berisi asuhan
kebidanan kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir, BBL dan neonates pada
Ny. M umur 28 tahun di Desa Tosaran Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan yang dilakukan penulis terdiri dari
pengajian 7 langkah varney dan didokumentasikan dengan SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN
Menganalisa asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. M di Desa Tosaran
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan.
BAB V PENUTUP
Simpulan mengacu pada perumusan tujuan kasus, sedangkan saran mengaju
pada manfaat yang belum tercapai. Saran ditujukan untuk pihak-pihak yang
terkait dalam pelaksanaan asuhan dan pengambilan kebijakan dalam program
kesehatan ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Apsari, P, I, B,. Supadma, N., Winianti, N, W. (2023). Persalinan Sectio Caesarean dan Pemberian Air Susu Ibu Sebagai Faktor Risiko Hiperbilirubinemia Neonatorum, Sari Pediatri, Vol. 25, No. 3. Audyla, T., Suharmi. (2024). Studi Kasus: Asuhan Kebidanan Persalinan Sectio Caesarea Indikasi Gemelli dan Ketuban Pecah Dini, DELIMA : Jurnal Kajian Kebidanan (Volume 2 No 2 September), 1-4. Awaliyah, A., Rahmanindar, N., Qudriani, M. (2024). Presentasi Bokong dan Kek (Studi Kasus Terhadap Ny S di Puskesmas Lebaksiu Kabupaten Tegal). Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. Vol.2, No.3, 1-6. Dina, A, A. (2016). Hubungan Jenis Persalinan Dengan Waktu Pengeluaran Kolostrum Pada Ibu Bersalin Kala Iv Di Kota Yogyakarta Tahun 2016. Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta. Yogyakarta. Faisal, A, D., Serudji, J., Ali, H. (2019). Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah, Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(4). Fristika, Y, O., (2023). Analisa faktor yang berhubungan dengan tindakan persalinan Sectio Caesarea (SC) di Rumah Sakit Bhayangkara (Moh. Hasan) Palembang tahun 2022, VOL 03 No 2 (2023): 107-114. Iryadi, R. Prihartini, A, R,. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan dengan Tindakan Sectio Caesaria (SC) pada Ibu Bersalin, Jurnal Kesehatan Pertiwi – Vol. I Nomor 1. Istiqomah, R. (2020, September). Kejadian Kehamilan Resiko Tinggi Dengan “4 Terlalu” Di Poskesdes Harapan Kita Desa Angsanah Kecamatan Palengaan Kab. Pamekasan. Diakses pada 30 Mei 2025, dari https://journal.uim.ac.id/index.php/bidadari/article/view/925. Kemalahayati, A, Dwi., Fauziah, H., Syuaib, M. Mukani. (2025). Analisis Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Plasenta Previa di RSIA Ananda Makassar. Alauddin Islamic Medical Journal. Volume 9 Nomor 1, 1-9. 140 Kusuma, R, PW., Suparwati, A,. Asmita, P, W. (2016). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Kagok Kota Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat (eJournal) Volume 4, Nomor 4. Mulyati. (2023). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Posisi Knee Chest Pada Kehamilan Trimester Iii Dengan Letak Sungsang Pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah Keperawatan. Vol 9, No 4, 1-9. Mursyida, R., Manalu F. (2021). Hubungan Empat Terlalu (4-T) dengan Riwayat Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Mon Geudong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Journal of Healtcare Technology and Medicine. Vol. 7 No. 2, 1-9. Mutiarasari, D. (2019) ‘Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Tinggede’, Jurnal Kesehatan Tadulako, pp. 42–48. Nilakesuma, N. Fadjri., Susilawati, D., Zalmawita, W., Salsabila, N. (2020). Upaya Peningkatan Penjaringan Ibu Hamil Resiko Tinggi di Pulau Batam Kurao. JPB. Volume 2 Nomor 2, 1-4. Nunu, M, Rifai, H., Djemi., Planro, M, Ali. (2023). Gambaran Faktor Risiko Kegawatdaruratan Obstetri Pada Pasien Yang Dirujuk Di Rsu Anutapura Palu, Tahun 2018. Jurnal Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. 5(3): 240- 247 Nuraisya, W. (2023). Implementasi Pada Kehamilan Dengan Hipertensi Kronis Superimposed Preeklampsia, Jurnal Vokasi Kesehatan (JUVOKES) Vol. 2, No. 2 (57-64). Nurhasanah., Yuniarty, Y., Hariati. (2024). Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Resiko Tinggi Kehamilan dengan menggunakan Lembar Balik di BPM Nurhasanah Pontianak. Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat Indonesia . Volume. 3 No. 3, 1-5. Putra, I, B, G, S., Wandia,M., Harkitasari, S. (2021). Indikasi Tindakan Sectio Caesarea di RSUD Sanjiwani Gianyar Tahun 2017-2019 AMJ (Aesculapius Medical Journal), (Vol. 1 No.1),63-68. Pratiwi, M, Komala, Intan., Dewi, k, Ayu, Purnama., Teja, N, Made, Ayu Yulia Reswati. (2024). Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi. Jurnal Menara Medika. Vol 7 No 1, 153-16. 141 Restanty, D, A., Purwaningrum, Y,. (2020). Upaya Peningkatan Kualitas Kader Dalam Rangka Penjaringan Ibu Hamil Resiko Tinggi Dan Sistem Pelaporan Ke Tenaga Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarsengon Kabupaten Jember, Jurnal Pengamas Kesehatan Sasambo, (Volume 1 No. 2), 1-6. Stianto, M., Fitriana, A., Fatimah, s. (2024). Penyuluhan Ibu Hamil Terhadap Penurunan Angka Risiko Tinggi Dalam Kehamilan. Pengabdian Kepada MasyarakaT. Vol 6, No. 1, Hal 88-96. Veri, N., Faisal, T, Iskandar., Khaira, N. (2023). Literatur Review: Penatalaksanaan Ketidaknyamanan Umum Kehamilan Trimester III. Femina Jurnal Kebidanan. Vol. 3 No. 2, 231-240. Wahyuni, N, Ismi. (2023). Penyuluhan Kehamilan Berisiko Tinggi Pada Ibu Hamil Di Bontoa. Jurnal Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat. Vol. 1, No. 4, 1- 6
| Properti | Nilai Properti |
|---|---|
| Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
| umpp.pekalongan@yahoo.com | |
| Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
| Telepon | (0285) 7832294 |
| Tahun | 2025 |
| Kota | Pekalongan |
| Provinsi | Jawa Tengah |
| Negara | Indonesia |