Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEPERAWATAN ASAM URAT (ARTHRITIS GOUT) PADA Ny.S DI RUANG MAWAR DI UNIT PELAYANAN SOSIAL PURBO YUWONO BREBES


Pengarang : Abdorrozak Sofiyulloh, Siska Yuliana


Kata Kunci   :ASUHAN KEPERAWATAN ASAM URAT (ARTHRITIS GOUT) PADA Ny.S DI RUANG MAWAR DI UNIT PELAYANAN SOSIAL PURBO YUWONO BREBES

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatnya umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000)rn Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang. Hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Adapun pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama dalam kemampuan fisik ( Nugroho, 2000). Hal ini tentunya mengakibatkan lansia rentan terkena berbagai gangguan penyakit, salah satunya penyakit yang sering menjakit para lansia yaitu Penyakit asam urat. rn Penyakit asam urat atau dalam istilah medis disebut penyakit pirai atau penyakit gout ( arthritis gout ) adalah suatu penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam urat di dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan organ tubuh lainya. Penumpukan inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang. Pada kasus yang parah, penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, persendian terasa sangat sakit jika bergerak, mengalami kerusakan sendi, dan cacat ( sutanto, 2013)rn Diperkirakan bahwa gangguan asam urat terjadi pada 840 dari setiap 100.000 orang dan mewakili sekitar 5% dari total penyakit radang sendi. Penyakit ini dapat dikelompokan menjadi bentuk gout primer yang umum terjadi ( 90% kasus ). Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas tetapi diperkirakan akibat kelainan proses metabolisme dalam tubuh. Penyakit ini umunya diamlami oleh laki-laki lebih dari 30 tahun. Sedangkan gout sekunder umumnya dialami oleh wanita setelah menopause (sustrani, 2004)rn Menurut wallace (2000) dalam penelitiannya di Amerika mengatakan bahwa Prevalensi gout dan atau hyperuricemia dalam populasi penelitian secara keseluruhan meningkat selama periode 10-tahun dari tahun 1990-1999. Ketika dikelompokkan berdasarkan usia, ada peningkatan prevalensi di antara kelompok di atas usia 65 tahun pada kedua jenis kelamin. Meskipun prevalensi gout meningkat pada kedua jenis kelamin selama periode 10-tahun, laki-laki masih memiliki sebagian dari beban penyakit. Dalam usia yang lebih muda dari 65, laki-laki memiliki prevalensi 4 kali lebih tinggi dari pada wanita (4: 1rasio), tetapi dalam kelompok usia yang lebih tua (>65), kesenjangan gender menyempit menjadi 1 wanita untuk setiap 3 orang dengan gout dan atau hyperuricemia (3: 1rasio) ( katrin L wallace. 2000 ).rn Di Indonesia sendiri masih belum banyak publikasi epidemiologi tentang arthritis gout. Penelitian yang dilakukan oleh Darmawan et al. (1992) di daerah pedesaan Jawa Tengah menunjukkan prevalensi artritis gout sebesar 1,7%. Selanjutnya, data yang diperoleh dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di beberapa rumah sakit di Yogyakarta menunjukkan bahwa jumlah kasus arthritis gout cenderung meningkat dalam 4 tahun terakhir dari tahun 2012 ( . 14 januari 2015 ).rn Sedangkan hasil dari pengkajian data dari Arsip Unit Rehabilitasi Sosial Lansia Purboyuwono Brebes, penyakit yang sedang diderita selama satu tahun terakhir di Unit Rehabilitasi Sosial Lansia Purboyuwono Brebes, dari lansia 80, peringkat diagnosa lansia dengan asam urat pada urutan ke dua dengan rincian sebagai berikut: dari 80 lansia diagnosa medis untuk lansia sebagian besar berdiagnosa medis hipertensi sebanyak 25 lansia (31%), kemudian artitis rheumatoid 18 lansia (22%), stroke (19%), sisanya hampir merata yakni dengan diagnosa gastritris 8 lansia (10%), diabetes millitus 7 lansia (9%), dan kemudian sisanya 7 lansia (9%) lain-lain.rn Dari angka kejadian penyakit asam urat di atas, maka perlu adanya suatu upaya penanganan dan pencegahan pada penyakit ini guna memperkecil resiko terjadinya komplikasi lebih lanjut serta memperkecil angka kejadian penykit asam urat dimasa yang akan datang. Dalam hal ini peran perawat sangatlah penting untuk menunjang kesehatan dan kemandirian pada penderita terutama untuk kalangan lansia, dengan memberikan asuhan keperawatan yang holistik, para lansia mampu mengetahui dan melakukan berbagai terapi dengan benar. Hasil observasi yang didapatkan saat penulis melakukan pengkajian Ny. S belum mengetahui penyebab, pencegahan serta penatalaksanaan yang tepat pada asm urat, sehingga perlu adanyan tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.rn Sesuai dengan pentingnya peran perawat dalam menunjang kesahatan lansia, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Keperawatan Gerontik Asam Urat ( Arthritis Gout) Pada Ny. S Di Ruang Mawar Unit Rehabilitasi Sosial Purboyuwono Brebes”. rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia