Hubungan Senam Body Language dengan Kecemasan Wanita Premenopause di Kabupaten Pekalongan Tahun 2011
Pengarang : Nuniek Nizmah F, M.kep.,sp.k
Salah satu fase klimakterik adalah masa premenopause. Masa premenopause yaitu masa peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan. Wanita mulai mengalami gejala premenopause antara usia 40-50 tahun. Banyak wanita merasa cemas terhadap masa premenopause. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan ketakutan akan situasi yang tidak dipikirkan sebelumnya. Olahraga aerobik mampu meningkatkan kadar endorfin di dalam tubuh yang dapat mengurangi kecemasan. Senam body language merupakan salah satu olahraga aerobik yang dianjurkan bagi wanita premenopause. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara senam body language dengan kecemasan pada wanita premenopause di Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 52, teknik sampling yang digunakan yaitu total populasi dengan jumlah sampel 52 responden dan alat ukur berupa kuesioner. Pelaksanaan penelitian pada bulan Desember 2011. Hasil analisis data menggunakan uji statistik Chi square, diperoleh ρ (0,002) < α (0,05), sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara senam body language dengan kecemasan wanita premenopause di Kabupaten Pekalongan. Rekomendasi pada penelitian ini, diharapkan agar tenaga kesehatan lebih meningkatkan sosialisasi mengenai premenopause dan melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya senam body language yang dilakukan secara teratur karena dapat menjadi alternatif mengatasi kecemasan wanita premenopause. Kata Kunci : Wanita Premenopause, Kecemasan, Senam Body Language Abstract One of climacteric phase is premenopausal period. Premenopausal period is the transition period when ovaries stop functioning and therefore childbearing cease. Most women start to experience symptom of premenopause between 40-50 years. Many women feel anxious with the period of premenopause. The anxiety is often connected with the fear of facing the situation which had never been thought before. Aerobic exercise increased endorphin levels in the body to decrease anxiety. Body language exercise is one of aerobic exercise recommended to premenopausal women. This study tried to discover the relationship between body language exercise and anxiety in premenopausal women in the Regency of Pekalongan. The design of this study was descriptive correlative with cross sectional approach. The number of population was 52, the sampling technique used was total population with the number of sample 52 respondents and the research instrument of questionnaire. The study was conducted in December 2011. The result of data analysis using chi square statistical test showed αtherefore Ho was rejected. This suggested the relationship between body language exercise and anxiety in premenopausal women in the Regency of Pekalongan. This study recommened that medical provider give more information concerning premenopause period and carry out health promotion dealing with the importance of body language exercise done regularly because it can be an alternative in overcoming anxiety in premenopausal women. Kata Kunci : Premenopausal women, Anxiety, Body Language Exercise
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2012 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |