Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEPERAWATANDIARE PADA An S DI RUANG FLAMBOYAN RSI MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Wandiyo, Siti Rofiqoh, Aida Rusmaria


Kata Kunci   :ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA An S DI RUANG FLAMBOYAN RSI MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN

A. Latar Belakang MasalahrnDiare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali perhari pada neonates lebih dari 4 kali perhari (Hidayat, 2006, hal:101). Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi 1 kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriyadi & Yuliani, 2006, hal:80).rnBerdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang kurang tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat. rnMenurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, Diare masih menjadi masalah kesehatan hingga saat ini terutama di negaranegara berkembang. Penyakit diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di dunia dan menjadi penyebab kematian kedua setelah pneumonia pada anak dibawah lima tahun. Diare dapat berlangsung selama beberapa hari, sehingga tubuh dapat kehilangan cairan yang penting seperti air dan garam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Kebanyakan orang yang meninggal akibat diare karena mengalami dehidrasi berat dan kehilangan cairan. Di dunia setiap tahunnya, diperkirakan sekitar 2,5 milyar kasus diare terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Lebih dari setengah kasus diare terjadi di Negara Afrika dan Asia Selatan, dengan jumlah sebanyak 783 juta kasus di Asia selatan, 696 juta kasus di Afrika. Lebih dari 80% kematian pada anak balita akibat diare terjadi di Negara Afrika dan Asia Selatan dengan persentase sebesar 46% dan 38% (WHO, 2009 dalam Kurniawan, 2013). rnPrevalensi diare pada balita di Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam penelitian yang berbasis masyarakat, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan di 33 provinsi pada tahun 2007, melaporkan bahwa angka nasional prevalensi diare 9,0%. Beberapa provinsi mempunyai prevalensi diare diatas angka nasional (9%) di 14 provinsi, prevalensi tertinggi di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan terendah di DI Yogyakarta. Prevalensi diare berdasarkan kelompok umur pada balita (1-4 tahun) terlihat tinggi pada Riskesdas 2007 yaitu 16,7%. Demikian pula pada bayi (<1 tahun) yaitu 16,5% (Kemenkes RI, 2011).rnPenyakit diare masih merupakan permasalahan serius di Provinsi Jawa Tengah, terbukti 35 kabupaten/kota sudah pernah terjangkit penyakit diare. Pada tahun 2011, jumlah kasus diare di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah sebanyak 839.555 penderita. Dengan cakupan penemuan penyakit diare sebesar 48,5%, Data selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa cakupan penemuan diare masih di bawah target yang diharapkan yaitu sebesar 80%, Incidence Rate (IR) sebesar 1,95% dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0.021%. Pada tahun 2012 cakupan penemuan dan penanganan diare sebesar 42,66% lebih rendah dibanding tahun 2011 yaitu sebesar 57,9%.rnData rekam medis yang didapatkan penulis di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan pada tahun 2014 angka kejadian diare di Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan di ruang Flamboyan pada anak masih tinggi dari bulan Januari sebanyak 2 kasus, bulan Februari sebanyak 1 kasus, bulan Maret sebanyak 7 kasus, bulan April sebanyak 1 kasus, bulan Mei sebanyak 5 kasus, bulan Juni sebanyak 7 kasus, bulan Juli sebanyak 10 kasus, bulan Agustus sebanyak 7 kasus, bulan September sebanyak 1 kasus, bulan Oktober sebanyak 4 kasus, bulan November sebanyak 10 kasus dan bulan Desember sebanyak 5 kasus. Dengan jumlah dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember dalam setahun sebanyak 60 kasus dari 769 anak yang dirawat (Rekam medis RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan, 2014). rnUntuk itu perlu menerapkan pengetahuan kepada masyarakat tentang prognosis penyakit diare pada anak melihat kasus tersebut maka dibutuhkan peran dan fungsi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dengan benar meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, antara lain dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan klien, memeriksa kondisi secara dini sesuai dengan jangka waktu tertentu untuk mengobati penyebab dasar dan dalam perawatan diri klien secara optimal, sehingga muncul pentingnya asuhan keperawatan dalam menanggulangi klien dengan diare. Berdasarkan peran perawat yang dibahas, hal yang penting dilakukan adalah mengetahui faktor resiko dalam kejadian diare pada anak, diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi akibat kehilangan cairan pada anak sehingga kematian pada anak akibat diare dapat dihindari. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Keperawatan diare pada Anak.rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2015
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia