ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. K DI DESA ROWOCACING WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I PEKALONGAN
Pengarang : Insyiraah Echa Rosada, Pujiati Setyaningsih, Wahyu Ersi
Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN
BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. Latar BelakangrnPembangunan kesehatan adalah upaya pembangunan dalam bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia mempunyai delapan fokus prioritas yang salah satunya adalah meningkatkan status kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga berencana (WHO 2013, h. iii). Pelayanan kesehatan antenatal salah satu pelayanan kesehatan ibu yaitu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik (Mufdhilah 2009, h. 7). Salah satu asuhan antenatal yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran ibu hamil tentang kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan atau persalinan. Cara mengenali komplikasi tersebut, petugas kesehatan diharapkan mampu mengidentifikasi dan melakukan penanganan komplikasi dan meningkatkan status kesehatan wanita (Syafrudin & Hamidah 2009, h. 98). rnSetiap tahun sekitar 160 juta wanita diseluruh dunia mengalami proses kehamilan. Sebagian besar kehamilan berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% ibu hamil dapat mengalami komplikasi yang mengancam jiwa ibu (Prawirohardjo 2009, h. 53). Oleh sebab itu, pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama kehamilan (Mufdhilah 2009, h. 9). Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit, tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta fisiologis dalam tubuh ibu (Winkjosastro 2008, h. 774). Salah satu komplikasi akibat perubahan anatomik serta fisiologis pada ibu hamil yaitu mengalami keluhan pada trimester III seperti nyeri punggung bawah, nafas cepat, varises, kesulitan tidur karena timbul his palsu atau disebut broxton hisck (Prawirohardjo 2009, h. 217).rnHis atau kontraksi selain menimbulkan ketidaknyamanan juga merupakan salah satu tanda bahwa sudah memasuki proses persalinan (Littler 2008, h. 167). Oleh sebab itu diperlukan asuhan persalinan yang bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan pasca persalinan. Asuhan persalinan yang bersih dan aman membutuhkan lima benang merah yaitu membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu, pencegahan infeksi, pencatatan asuhan persalinan dan rujukan. Lima benang merah akan selalu berlaku dalam penatalaksanaan persalinan mulai dari kala I hingga kala IV dan termasuk penatalaksanaan BBL. (Dinkes-RI 2008, h. 1 & 7)rnPenatalaksanaan persalinan yang bersih dan aman diharapkan ibu sehat selama persalinan dan pasca persalinan karena sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan (Dinkes-RI 2008, h. 7). Pasca persalinan yaitu suatu periode dengan batasan waktu selama dan tepat setelah melahirkan (Leveno 2009, h. 339) dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2009 h. 356 ).rnPerubahan fisiologis pada masa nifas sangat jelas, perubahan terjadi terutama pada alat-alat genetalia eksterna maupun interna. Salah satu perubahannya adalah perubahan sistem kardiovaskuler dimana cardiac output meningkat selama persalinan dan peningkatan lanjut setelah kala III, ketika besarnya volume darah dari uterus terjepit di dalam sirkulasi. Pada beberapa hari pertama setelah kelahiran, fibrinogen, plasmanogen dan faktor pembekuan darah menurun cukup cepat (Arianti 2012), sehingga anemia pada masa nifas umum terjadi sekitar 10% dan 22% (Departemen Gizi dan Kesehatan, 2008). rnSetelah persalinan, dengan lahirnya plasenta dan perdarahan ibu kehilangan zat besi sekitar 900 mg, oleh sebab itu, ibu setelah melahirkan masih memerlukan zat besi setiap harinya (Manuaba 2010, h. 238), karena ibu nifas dengan anemia dapat mengakibatkan subinvolusi uteri, perdarahan postpartum, infeksi nifas, pengeluaran asi berkurang (Manuaba 2010, h. 238). Dampak anemia pada ibu dengan pengularan ASI yang kurang mengakibatkan bayi mudah sakit dan menganggu proses tumbuh kembang bayi (Sakarnadi, 2014).rnMasa neonatus merupakan masa yang sangat penting dan memerlukan perhatian dan perawatan khusus (Saputra 2014, h. 16), karena bayi yang baru mengalami proses kelahiran harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra uterin (Rukiyah & Lia 2013, h. 2). Mengetahui lingkup asuhan neonatus merupakan dasar untuk melaksanakan asuhan yang komprehensif, sehingga dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas pada neonatus. Upaya pencegahan dan deteksi dini pada kelainan bawaan neonatus, bayi bermasalah serta resiko tinggi neonatus diawali dengan mengenal tanda dan gejala yang muncul, sehingga dapat menentukan perencanaan serta tindakan yang tepat (Purwati 2012, h. 16)rnData yang penulis dapatkan, terdapat 740 kehamilan normal dari 917 kehamilan selama 1 tahun dari bulan Januari-Desember 2014 di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni. Persalinan normal di tenaga kesehatan sebanyak 617 dari 844 ibu bersalin, dan terdapat 844 ibu nifas dengan kasus 221 anemia masa nifas dengan penanganan obat.rnBerdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis menyelesaiakan laporan tugas akhir asuhan kebidanan dengan memberikan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. K di Desa Rowocacing Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Pekalonganâ€.
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |