ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr.M DENGAN PASCA OPERASI APENDEKTOMI DI RUANG JLAMPRANG RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN
Pengarang : Khairunisa, Tri Sakti Wirotomo
Kata Kunci   :ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr.M DENGAN PASCA OPERASI APENDEKTOMI DI RUANG JLAMPRANG RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN
BAB IrnPENDAHULUANrnA. Latar Belakang Masalahrn Gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan gambaran klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Gawat abdomen memerlukan penanganan segera berupa tindakan pembedahan misalnya, pada obstruksi, perforasi, perdarahan di rongga perut maupun di saluran cerna (Sjamsuhidajat 2011, h. 237). Apendisitis merupakan kasus gawat abdomen yang sering terjadi. Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Peradangan apendiks diawali proses obstruksi dalam lumen, obstruksi pada lumen apendiks biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit), hiperlpasi jaringan limfoid , benda asing atau parasit dalam tubuh. Apendektomi pembedahan untuk mengangkat apendiks dilakukan segera mungkin untuk menurunkan perforasi (Jitowiyono dan Kristianasari 2010, h. 3)rn Menurut Sjamsuhidajat et al (2011, h.756) insiden apendisitis di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang disebabkan karena rendahnya masyarakat di negara maju mengonsumsi makanan yang berserat. Namun, dalam tiga – empat dasawarsa terakhir kejadiannya menurun. Hal ini diduga karena meningkatnya pengguanaan makanan berserat dalam menu sehari-hari. Penyakit apendisitis dapat ditemukan pada semua usia, hanya pada anak-anak usia kurang dari satu tahun jarang dilaporkan, insiden tertinggi pada kelompok usia 20-30 tahun, setelah itu menurun insiden pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun insiden laki-laki lebih tinggi. rn Berdasarkan data dunia di negara-negara berkembang menurut World Health Organization (WHO) di negara-negara berkembang memiliki prevalensi yang tinggi seperti di negara Singapura berjumlah 15% pada usia anak-anak dan 16,5% pada usia dewasa, Thailand 7% pada anak-anak dan dewasa, sedangkan di Indonesia yang mengalami apendisitis sebanyak 7% pada tahun 2008. Sedangkan hasil survei Departemen Kesehatan Repuplik Indonesia pada tahun 2008 angka kejadian apendiksitis di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Jumlah pasien yang menderita penyakit apendiksitis di Indonesia, berjumlah sekitar 7% dari jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 179.000 orang. Insiden apendiksitis di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen lainnya (Depkes, 2008). rn Menurut dinas kesehatan Jawa Tengah tahun 2009, jumlah kasus apendiksitis di Jawa Tengah dilaporkan sebanyak 5.980 dan 177 diantaranya menyebabkan kematian. Jumlah penderita apendiksitis tertinggi ada di Kota Semarang, yakni 970 orang. Hal ini mungkin terkait dengan masyarakat Kota Semarang yang seiring berkembangnya zaman dan gaya hidup masyarakat Kota Semarang sendiri.rn Berdasarkan data dari Rumah Sakit Bendan bagian rekam medik kasus apendiksitis pada tahun 2015 sebanyak 42 orang sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 67 orang. Sekitar 23% mengalami kenaikan pada pasien apendiksitis di RSUD Bendan Kota Pekalongan. Hal ini mungkin terkait dengan diet serat yang kurang pada masyarakat modern.rn Berdasarkan data dan uraian di atas, kasus apendiksitis merupakan gawat abdomen dan harus segera dilakukan pembedahan dan akan banyak masalah yang timbul setelah dilakukan prosedur pembedahan (operasi apendektomi) diantaranya seperti perforasi, pembentukan abses dan peritonisis, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul asuhan keperawatan pada Sdr. M dengan pasca operasi apendektomi di Ruang Jlamprang RSUD Bendan Kota Pekalongan.rnrnrnrnrnB. Tujuan Penulisan rn1. Tujuan UmumrnMenggambarkan pengelolaan kasus atau asuhan keperawatan pada klien dengan pasca operasi Apendektomi di ruang bedah Jlamprang, RSUD Bendan.rn2. Tujuan KhususrnTujuan khusus dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan penulis mampu:rna. Mengkaji klien pasca operasi apendektomi hari pertama sampai hari ketiga di ruang bedah Jlamprang, RSUD Bendan.rnb. Merumuskan diagnosa keperawatan selama memberikan asuhan keperawatan yang tepat dari masalah yang timbul pada klien dengan pasca operasi apendektomi di ruang bedah Jlamprang, RSUD Bendan.rnc. Merumuskan rencana tindakan selama memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan pasca operasi apendektomi di ruang bedah Jlamprang, RSUD Bendan.rnd. Melakukan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan pasca operasi apendektomi di ruang bedah Jlamprang, RSUD Bendan.rne. Melakukan evaluasi pada klien dengan pasca operasi apendektomi di ruang bedah Jlamprang, RSUD Bendan.rnf. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien pasca operasi apendektomi di ruang bedah Jlamprang, RSUD Bendan.rnrnC. ManfaatrnAdapun manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :rn1. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu PengetahuanrnKarya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam asuhan keperawatan pada klien pasca operasi apendektomi bagi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan.rnrn2. Manfaat Bagi Profesi KeperawatanrnKarya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan meningkatkan mutu pelayanan pada klien pasca operasi apendektomi sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian klien pasca operasi apendektomi.rn3. Manfaat Bagi PenulisrnKarya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman bagi penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien pasca operasi apendektomi.rnrn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2017 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |