Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.D DI KELURAHAN PEKAJANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN


Pengarang : Rindah, Nina Zuhana


Kata Kunci   :ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.D DI KELURAHAN PEKAJANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN

Berdasarkan Sustinable Development Goals mulai terbentuk pada rntahun 2016, tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2015-2030 secara resmi rnmenggantikan MDGs atau tujuan pembangunan Millenium tahun 2000-2015. rnSDGs berisi seperangkat tujuan transformatif yang disepakati dan berlaku bagi rnseluruh bangsa tanpa terkecuali. Pada tujuan ke 3 dalam SDGs memiliki 13 rntarget sistem kesehatan nasional, yang pertama yaitu mengurangi angka rnkematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, dan tujuan rnkedua yaitu mengakhiri kematian bayi dan balita 25 per 1.000 kelahiran hidup rn(Kemenkes RI,2015). rnAngka Kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, rnMenurut data dari survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI), AKI pada rntahun 2007 adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target AKI pada tahun rn2010 adalah 125 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan angka kematian ibu rn(AKI) yang lambat menjadi masalah yang belum teratasi sehingga MDGs rnmencanangkan KI pada tahun 2015 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. rnSDKI menunjukan 4.692 ibu meninggal pada masa kehamilan, persalinan, dan rnnifaspada tahun 2008. Penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan rnpersalinan, terutama adalah perdarahan (28%). Penyebab lainya adalah rn2 rn rn rn rneklamsia (24%), infeksi (11%), partus lama (5%), dan abortus (5%) ( Pratami rn2016, h.207). rnKehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin rnmulai sejak konsepsi dan berakhir sampai pemulaan persalinan. Kehamilan rndibagi dalam tiga triwulan, yaitu : triwulan pertama dimulai dari konsepsi rnsampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai 6, bulan ketiga dari rnbulan ke-7 sampai 9 bulan (Saifudin 2009, h.89). rnMenurut Mandriwati (2011, h.3 ) Selama pertumbuhan dan rnperkembangan dari minggu ke minggu bulan kebulan diperlukan kemampuan rnseorang ibu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada rnfisik dan mentalnya. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan rnhormone progesterone yaitu hormone kewanitaan yang ada didalam tubuh itu rnsejak terjadinya proses kehamilan. Seiring pertambhaan usia kehamilan, rnbentuk tubuh ibu berubah, yang semula langsing menjadi tidak langsung lagi. rnBuah dada mulai membesar, pembuluh-pembuluh darah pada perut tampak rnbiru, perut semakin menonjol kedepan. Semua perubahan fisik pada ibu rnmengakibatkan terjadinya perubahan psikis berupa rasa tidak percaya diri rnterhadap penampilan dirinya. Pada masa ini, ada ibu yang merasa enggan rnbepergian, bahkan ada yang sampai menarik diri dari aktivitas kehidupan rnsocial sebagai seorang ibu. rnPerubahan-perubahan yang dialami ibu hamil harus ada pehatian dari rntenaga kesehatan yaitu dengan melakukan asuhan pasien secara individu. Hal rnini menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan intervensi. rn3 rn rn rn rnKajian ulang intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa sebagian rnbesar komplikasi obstetric yang mengancam jiwa bisa diprediksi atau dicegah. rnDengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang rnpenyangga dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dab rnperinatal (Kusmiyati 2009, h.6). rnApabila kehamilan termasuk resiko tinggi dan jadwal kunjungan harus rnlebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali. rnDalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi rnkode K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal rnyang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan rnsekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali rnkunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali rnkunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Selama rnmelakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan rnmendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan rnada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya rnpenyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat rnmengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh rnmelalui pengenalan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan ( Saifudin rn2009, h.279). rnPada umunya persalinan normal ( pembukaan servik 0-10 cm) harus rnberlangsung dalam waktu 9 hingga 12 jam pada ibu nulipara dan multipara rn( Murray 2013, h. 73) fase laten pembukaan servik 1-3 cm sekitar 8 jam rn4 rn rn rn rn(Kemenkes 2013, h. 36) pada fase aktif ( pembukaan servik 4-10 cm) harus rnberlangsung selama 5-8 jam pada ibu nulipara dan 5-6 jam pada ibu multipara. rnPada kala 1 lama yaitu persalinan yang fase latenya berlangsung lebih dari 8 rnjam dan pada fase aktif pembukaanya tidak adekuat atau kurang dari 1 cm rnsetiap jam selama sekurang-kurangnya 2 jam setelah kemajuan persalinan, rnkurang dari 1,2 cm per jam pada primigravida dan kurang dari 1,5 cm pada rnmultipara lebih dari 12 jam. ( Saifudin 2009, h.571 ). Angka kejadian partus rnlama pada Kabupaten Pekalongan tahun 2017 berjumlah 779 (4,902 %) dari rnjumlah seluruh ibu bersalin yang ada di Kabupaten pekalongan yaitu 15.890 rnorang. rnKejadian kala 1 lama memang tidak mencapai 50% pada ibu bersalin, rntetapi perlu diperhatikan karena partus lama secara tidak langsung dapat rnmenimbulkan efek berbahaya terhadap ibu dan janin ( Saifudin 2010, h.572). rnKarena dampak /akibat dari persalinan kala 1 lama pada ibu yaitu infeksi rnintrapartum, rupture uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistul, cedera rnotot-otot dasar panggul sedangkan pada janin yaitu kapus suksedaneum, rnasfiksia, dan molase kepala janin ( Saifudin 2009, hh. 576-578). rnSetelah persalinan ibu masih tetap butuh asuhan yaitu asuhan masa nifas rnyang sangat diperlukan dalam periode ini karena dalam periode ini merupakan rnmasa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat rnkehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifs terjadi rndalam 24 jam pertama. Tujuan dari asuhan masa nifas tersebut adalah untuk rnmemulihkan kesehatan ibu, mendapatkan kesehatan emosi, mecegah rn5 rn rn rn rnterjadinya infeksi dan komplikasi, memperlancar pembentukan ASI, agar ibu rndapat melaksanakan perawatan masa nifas sampai selesai, dan dapat rnmemulihkan bayinya dengan baik, agar pertumbuhan dan perkembangan rnbayinya normal dan ibu sehat (Wulandari 2011, h. 3) rnBidan memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian asuhan rnpost partum, yaitu memberikan dukungan terus menerus selama masa nifas rnyang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik rndan psikis selama masa nifas serta sebagai promotor hubungan yang erat rnantara ibu dan bayi baru lahir (Putri & Andriani 2014, h.5). rnBayi baru lahir memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, rnadaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan rnekstrauterin) dan toleransi bagi bayi untuk dapat hidup dengan baik (Marmi rn2012, h.1). Bayi dari partus lama biasanya dapat mengalami kaput rnsuksedaneum, asfiksia, dan molase kepala janin ( Saifudin 2009, h.578). rnNeonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada rnmasa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rnrahim dan terjadi pematangan organ hamper pada semua sistem. Bayi hingga rnusia kurang dari satu bulan merupakan golongan yang memiliki resiko rngangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa rnmuncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa berakibat fatal. Beberapa rnupaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok ini rndiantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh rntenaga kesehatan difasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan rn6 rn rn rn rnkesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir (Kemenkes 2017, h. rn125) . rnBerdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun rn2017 seluruh ibu hamil yang ada dikabupaten Pekalongan berjumlah 17.300 rndan berdasarkan data dari Puskesmas Kedungwuni II ibu hamil berjumlah rnsedangkan cakupan kunjungan ibu hamil tahun 2017 terdapat (80%) ibu hamil rnyang melakukan kunjungan di puskesmas dan BPM maupun dokter dari 930 rnjumlah ibu hamil yang ada diwilayah kerja puskesmas kedungwuni II tahun rn2017. Sedangkan data yang diperoleh dari RSI Aisyiyah Pekajangan rnKabupaten Pekalongan bulan januari 2018, kasus persalinan dengan kala 1 rnlama berjumlah (7,74% ) kasus dari 86 persalinan normal. rnBerdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan rnsebuah asuhan kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif rnpada Ny.D di Kelurahan Pekajangan Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni rnII Tahun 2018.” rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2018
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia