ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.K DI DESA TANGKIL TENGAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2017
Pengarang : Eka Handayani, Nina Zuhana
Kata Kunci   :10101996
BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. Latar BelakangrnAKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu di Indonesia tercatat 305 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI 2015, h.104). Menurut Ganjar (Hoelman 2015, h.27) Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa tengah pada tiga bulan pertama tahun 2015 terdapat 115 per 100.000 kelahiran hidup.rnKematian ibu yang masih tinggi disebabkan oleh beberapa hal yaitu: ada penyebab kematian langsung dan penyebab kematian tidak langsung. Kematian langsung disebabkan karena perdarahan (25%), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8 %), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab-sebab lainnya (8%). Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya, persalinan kala 1 lama, anemia (Saifuddin 2014, h. 54).rnAnemia merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada kehamilan. Di Indonesia umumnya ibu hamil yang anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi atau disebut dengan anemia defisiensi besi. Ibu hamil mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolism besi yang normal. Kemudian kadar hemoglobin turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III pada saat ibu mengalami anemia (Noerpramono 2013, h 72). Pada awal kehamilan dan menjelang aterm, kadar hemoglobin kebanyakan wanita sehat dengan simpanan zat besi adalah 11 gr/dl atau lebih. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan. Oleh karena itu, Centers for Disease Coontrol and Prevention (CDC) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin yang lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dL pada trimester kedua (Leveno et al 2009, h 646).rnKomplikasi anemia saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his (kekuatan mengejan), terjadi partus terlantar (partus lama), ibu cepat lelah, retensio plasenta, dan perdarahan postpartum (Manuaba 2010, h. 240). Asuhan persalinan secara umum bertujuan untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melakukan berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi maksimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Hidayat dan Sujiati 2010, h.2). rnPelayanan yang diberikan setelah persalinan yaitu masa nifas. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini 2010, h. 1). Menurut Saifuddin (2009, h.356) Asuhan masa nifas sendiri diperlukan karena merupakan masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. rnAsuhan kebidanan tidak hanya diberikan kepada ibu, tetapi juga kepada bayi baru lahir. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Saputra 2014, h. 46). Setiap bayi baru lahir biasanya diberikan pelayanan dan pemeriksaan. Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada 24 jam pertama kehidupan (Direktorat kesehatan anak 2010).rnPemerintah perlu meningkatkan kualitas dan kemampuan para bidan untuk menekan tingginya AKI. Bidan merupakan sosok utama dalam pelayanan KIA (Pudiastuti 2011, h. iii). Peningkatan pelayanan perlu adanya standar pelayanan antenatal yaitu memeriksakan kehamilan sejak dini dan secara teratur (Pudiastuti 2011, h. 63).rnData Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2016 diketahui dari 27 puskesmas menunjukkan jumlah ibu hamil sebanyak 15.306 orang. Ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 3,82% (585 orang). Jumlah ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Kedungwuni II adalah sebanyak 7,6% (69 orang) dari total ibu hamil sebanyak 910 ibu hamil. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk megambil kasus dengan judul: Asuha Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. K di Desa Tangkil Tengah Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabipaten Pekalongan Tahun 2016.rn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2017 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |