ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. I DI DESA TANGKIL KULON WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2022
Pengarang : Rika Marselianti, Fitriyani, Milatun Khanif
Kata Kunci   :Askeb Komprehensif, Risiko Tinggi Usia, Pre eklampsia, Presentasi Bokong
Menurut World Hearth Organization (WHO) definisi kematian
maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari
sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”
(Prawirohardjo,2014). Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian bayi
(AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) masih menjadi prioritas di
Jawa Tengah. Capaian AKI tahun 2020 sebesar 98,6/100.000 KH; AKB:
7,79/1000 KH meskipun angka ini jauh lebih baik dibanding target
nasional (AKI: 226/100.000 KH ) namun untuk capaian AKI menurun
dibandingkan capaian AKI tahun 2019 (AKI 76,93/100.000 KH capaian
sudah melebihi target 2019), namun AKI merupakan indikator untuk
melihat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah/ negara.
Selain itu target SDGs AKI belum tercapai yaitu < 70 pada tahun 2030(
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2020).
Penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia diantaranya adalah
karena hipertensi dalam kehamilan (Kemenkes RI, 2018). Hipertensi pada
kehamilan dapat digolongkan menjadi pre-eklampsia, eklampsia,
hipertensi kronis pada kehamilan, hipertensi kronis disertai preeklampsia,
dan hipertensi gestational (Roberts et al., 2013). Berdasarkan Profil
Kesehatan Indonesia, 2020, penyebab kematian ibu terbanyak adalah
karena disebabkan oleh preeklampsia 1.330 kasus, hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 1.110 kasus dan gangguan system peredaran darah
sebanyak 230 kasus.
Preeklampsia dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit
kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi
mortalitas dan morbilitas ibu bersalin. Hipertensi dalam kehamilan dapat
dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang
pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar dipahami oleh
semua tenaga medik baik pusat maupun di daerah (Prawirohardjo,2014).
Penanganan preeklampsia pada kehamilan yaitu dengan persalinan dini
secara sectio cesaria dengan nifedipine 10 mg, dopamet 500mg dan
perdipine 1 amp dalam NaCl 0,9⁒ (Kemenkes RI, 2019).
Kehamilan resiko tinggi merupakan keadaan yang dapat
mempengaruhi keadaan ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi
(Manuaba,2012). Menurut Skor Poedji Rochjati, beberapa faktor risiko
kehamilan, dianntaranya, terlalu muda, terlalu tua, terlalu cepat hamil,
letak sungsang dan lainnya.
Usia lebih dari 35 tahun berisiko tinggi untuk ibu hamil
dibandingkan bila hamil pada usia normal, yang biasanya terjadi sekitar
21-30 tahun. Saat ini, kita melihat banyak perempuan cenderung untuk
hamil pada usia tua karena usia pernikahan juga terlambat. Faktor usia tua
menyebabkan risiko timbulnya komplikasi-komplikasi yang menyertai
pada kehamilan, seperti kelainan letak janin (Sinsin, 2013, hh 62).
Letak sungsang merupakan salah satu bentuk kelainan letak janin
dengan angka kejadian letak sungsang di Indonesia sekitar 3±5 % dari
seluruh persalinan tunggal. Insiden persalinan letak sungsang meningkat
pada kehamilan ganda. 25% pada gemelli janin pertama dan 50% pada
gemelli janin kedua (Nugrahantoro et al., 2017). Banyak faktor yang dapat
menyebabkan kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu
dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika
dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu
dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika
dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi bokong
terbanyak adalah pada panggul sempit atau pada primigravida,
dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada Pintu Atas Panggul
(Manuaba, 2012).
Setelah melalui masa persalinan ibu mengalami proses masa nifas.
Asuhan masa nifas post SC diperlukan dalam periode ini, karna bisa timbul
komplikasi jangka pendek akibat sectio caesaria antara lain infeksi, sepsis,
dan komplikasi anastesi. Masa nifas merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayinya. diperkirakan bahwa 60% kematian ibu termasuk kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam. Maka itu
peran dan tanggung jawab bidan untuk memberikan asuhan kebidanan ibu
nifas dengan pemantauan mencegah beberapa kematian ini (Rini dan
(Kumala 2016,h.5).
Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60%
kematian BBL terjadi dalam waktu 7 hari setelah bayi lahir (Walyani dan
Purwoastuti 2017,h.4). Bayi baru lahir mempunyai resiko terpapar infeksi
yang tinggi terutama pada tali pusat yang merupakan luka basah dan dapat
menjadi pintu masuknya kuman tetanus yang sangat sering menjadi
penyebab sepsis dan kematian bayi baru lahir (Ellen, 2014).
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2022 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |