Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar Pada Tn.S Wisma Abiyasa RSJ. Prof.dr. Soerojo Magelang.
Pengarang : Nur Widya Dian Amaliyah, Mokhamad Arifin, Nurul Aktif
Kata Kunci   :widya amaliyah
A. Latar Belakang rnrn Kesehatan jiwa menurut UU No. 3 tahun 1996 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain. (Kusumawati,2010, hal 2). Sedangkan menurut Rosdahi (1999, h.6) mendefinisikan Kesehatan Jiwa adalah kondisi seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari stres yang serius.rnGangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) merupakan suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran social. Salah satu gangguan jiwa adalah skizofrenia merupakan suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan prilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal serta kesulitan dalam memecahkan masalah (Stuart, 2007,hal 61).rnPenyebab gangguan jiwa bermacam-macam ada yang bersumber dari berhubungan dengan orang lain yang tidak memuaskan seperti diperlakukan tidak adil, diperlakukan semena-mena, cinta tidak terbatas, kehilangan seseorang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain. Selain itu ada juga gangguan jiwa yang disebabkan faktor organik, kelainan saraf dan gangguan pada otak (Djamaludin, 2001, hal 24).rnHalusinasi merupakan tanda gejala dari gangguan jiwa, halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan pada pola stimulus (yang diprakarsai secara internal dan eksternal) disertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebihan atau kelainan berespon terhadap stimulus. Halusinasi merupakan bentuk dari gangguan persepsi. Halusinasi ini dapat berupa suara-suara yang bising atau mendengung, dan yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat. Biasanya kalimat tersebut membicarakan mengenai keadaan pasien yang ditujukan pada pasien tersebut. Akibatnya pasien menjadi marah, bahkan menciderai diri, orang lain dan lingkungan yang terjadi karena suara halusinasi tersebut. Selain itu,pasien juga terlihat seperti mendengarkan suara dan berbicara keras-keras seperti menjawab pertanyaan seseorang dan bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat khayalan, ancaman dan lain-lain ( Fitria, 2009, hal 52).rnWorld Health Organization (WHO) menyimpulkan bahwa gangguan jiwa dapat mengakibatkan penurunan produktifitas sampai dengan 8,5%, saat ini gangguan jiwa menempati urutan kedua setelah penyakit infeksi dengan 11,5% (Rasmun, 2001). Sehingga perlu dilakukan intervensi yaitu membatu klien mengenal halusinasinya dan melatih klien mengontrol halusinasinya.rnHasil pencatatan rekam medik di Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. Soerojo Magelang pada tahun 2012 dari 3.559 pasien yang dirawat di ruang inap terdapat pasien schizophrenia-undifferentiated shizophrenia sebanyak 1177 atau 32,70% dan menduduki peringkat pertama. Schizoprenia-paranoid schizopprenia sebanyak 1084 atau 30,12% dan menduduki peringkat kedua. Schizoaffective disorder, manic type sebanyak 306 atau 8,50% dan menduduki peringkat ketiga. rnHasil laporan jumlah data pasien psikosis dan non psikosis diRsj.Prof.dr.Soerojo magelang prioritas kasus tertinggi meliputi halusinasi,resiko perilaku kekerasan,harga diri rendah,defisit perawatan diri,dan terakhir isolasi sosial. Jumlah pasien tahun 2010 psikosis 3596 non psikosis 4200,tahun 2011 psikosis 3974 non psikosis 4366,tahun 2012 psikosis 4141 non psikosis 4099,tahun 2013 psikosis 4551 non psikosis 4770,tahun 2014 psikosis 3823 non psikosis 5768.rnBerdasarkan uraian tersebut penulis berminat untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar Pada Tn.S Wisma Abiyasa RSJ. Prof.dr. Soerojo Magelang.rnrnB. Tujuanrn1. Tujuan UmumrnTujuan penulisan yaitu untuk menerapkan asuhan keperawatan jiwa sesuai dengan standar keperawatan yang berlaku.rn2. Tujuan KhususrnTujuan khusus dari penyusunan karya tulis ilmiah ini agar penulis mampu:rna. Melakukan pengkajian pada pasien yang mengalami Gangguan persepsi sensori : halusinasi ( pendengaran )rnb. Menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan Gangguan persepsi sensori : halusinasi ( pendengaran )rnc. Menentukan rencana keperawatan pada pasien dengan Gangguan persepsi sensori : halusinasi ( pendengaran )rnd. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana pada pasien dengan Gangguan persepsi sensori : halusinasi ( pendengaran )rne. Mengevaluasi sesuai dengan tindakan keperawatan pada pasien dengan Gangguan persepsi sensori : halusinasi ( pendengaran )rnf. Mendokumentasikan penerapan proses keperawatan pada pasien dengan Gangguan persepsi sensori : halusinasi ( pendengaran )rnrnC. Manfaat Penulisanrn1. Bagi Mahasiswarna. Meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperwatan pada pasien dengan gangguan halusinasi pendengaran.rnb. Menambah ketrampilan mahasiswa dalam menerapkan manajemen keperawatan pada pasien halusinasi pendengaran.rn2. Bagi Institusi Pendidikanrna. Memberi masukan sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan gangguan jiwa.rnb. Menambah wawasan bagi para mahasiswa DIII keperawatan khususnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan jiwa.rn3. Bagi Lahan PraktekrnPenulisan karya tulis ilmiah ini, dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, khususnya pada pasien dengan halusinasi pendengaran.rnrn
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2015 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |