Image Description

Publikasi

Karya Ilmiah Mahasiswa

Pencarian Spesifik

Kunjungan

Web Analytics

Detail Record


Kembali Ke sebelumnya

Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Ny.R dengan Pre Eklampsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo KabupatenPekalonganTahun 2012


Pengarang : Rina Kurniasih, Suparni, Risqi Dewi Aisy


Kata Kunci   :Ny.R

PENDAHULUANrnrnA. Latar BelakangrnMasalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks. Berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi obstetri, yang sering tidak dapat diramalkan pada saat kehamilan. Kebanyakan komplikasi itu terjadi pada saat atau sekitar persalinan. Banyak diantara ibu berkategori tidak beresiko ternyata mengalami komplikasi dan sebaliknya diantara ibu yang dikategorikan beresiko ternyata persalinannya berlangsung normal. Oleh karena itu kebijaksanaan Departemen Kesehatan untuk penurunan AKI adalah mengupayakan agar setiap persalinan adalah ditolong atau minimal didampingi oleh bidan dan pelayanan obstetri sedekat mungkin kepada semua ibu hamil (Saifudin 2001, hh.6-7).rnMenurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDKI) tahun 2007 AKI di Indonesia masih sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, masih cukup jauh dari target MDGs sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu dibagi menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung yaitu perdarahan (25%), pre eklampsi dan eklampsi (13%), infeksi (10%), dan penyebab lain (15%) ( Depkes RI, 4 juli 2012).rnPre eklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Pre eklampsi merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra dan post partum. Pembagian pre eklampsi menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma. Secara teoritik urut-urutan gejala yang timbul pada pre eklampsia adalah edema, hipertensi dan proteinuria, sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas, dapat dianggap bukan pre eklampsia. Dari semua gejala tersebut, timbunya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau nyeri epigastrium, maka penyulit ini sudah cukup lanjut (Prawirohardjo 2010 hh 531-543).rnPre eklampsi merupakan komplikasi yang terjadi pada sekitar 3 persen kehamilan. Namun insiden insidennya bervarasi sesuai dengan devinisi yang digunakan dan populasi yang dijadikan subyek studi. Eklampsia relatif jarang ditemui di Inggris Raya, yakni hanya sekitar 1:2000 kehamilan. The Confidential Enquiry in to Maternal and Child Health (CEMACH) 2000-2002 (Lewis dan Drife, 2004) mencatat 14 kasus kematian ibu akibat pre eklampsi atau eklampsi. Ini menjadikan kedua kondisi tersebut sebagai penyebab kematian kedua tersering selama akhir periode kehamilan dan selama puerperium. Di seluruh dunia, pre eklampsi merupakan masalah yang lebih berat, dengan perkiraan kematian mencapai 72.000 wanita setiap tahunnya (Debbie Holmes dan Philip N. Baker 2006, hh 142-143).rnKejadian Pre eklampsi dan eklampsi bervariasi disetiap negara bahkan disetiap daerah.Angka kejadian pre eklampsi berkisar 3 sampai 5% dari kehamilan yang di rawat. Di Indonesia pre eklampsi berat dan eklampsi merupakan penyebab kematian ibu berkisar 1,5 sampai 25%, sedangkan kematian bayi antara 45 sampai 50%. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak, payah jantung atau payah jantung atau ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru-paru. Sedangkan penyebab kematian bayi adalah asfiksia intra uterin dan perslinan prematuritas (Manuaba, 2010 hh 264-269).rnPre eklampsi hanya terjadi selama kehamilan namun kondisi ini ditemukan pula pada kehamilan tanpa janin (kehamilan mola) dan kehamilan tanpa uterus (kehamilan abdomen), yang menunjukkan bahwa sesungguhnya plasenta yang menstimulasi gangguan tersebut. Biopsi bantalan plasenta menunjukkan bahwa pada kasus pre eklampsi, invasi trofoblas hanya terjadi pembuluh darah. Hal ini yang dianggap mencegah terjadinya sirkulasi utero plasenta impedansi rendah beraliran tinggi. Hingga kini , alasan mengapa invasi sel-sel trofoblas selama kehamilan kurang efektif masih belum diketahui (Debbie Holmes dan Phiil N. Baker 2011, h 143). rnIbu antenatal dengan pre eklampsi memerlukan pemantauan ketat. Insufisiensi plasenta merupakan masalah umum dalam awitan dini pre eklampsi dan dapat menyebabkan keterbatasan pertumbuhan intra uterin. (intrauterin grwoth restrction, IUGR), abrasio plasenta dan kematian intrauterin.Hipertensi awitan lanjut (setelah 37 minggu) jarang mengakibatkan mengakibatkan mayoritas ibu mengalami sindrom pre eklampsi. Pada pre eklampsi berat penyebab utama kematian maternal adalah perdarahan serebral dan sindrom gawat pernapasan dewasa atau akut. Maka penatalaksanaan selama periode intrapartum dipusatkan pada pengontrolan tekanan darah dan keseimbangan cairan (Vicky Chapman 2006, hh 161-162).rnData yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tahun 2011 ada 17 kasus kematian ibu di Kabupaten Pekalongan. Kematian ibu di Kabupaten Pekalongan disebabkan oleh pre eklampsi berat (23,52%), eklampsi (23,52%), perdarahan (17,64%), infeksi (5,88%), perdarahan (17,64%), dan lain-lain (29,41%). Pre ekampsi dan eklampsi merupakan penyebab kematian tertinggi tahun 2011 di kabupaten Pekalongan. Puskesmas Wonopringgo merupakan Puskesmas di Kabupaten Pekalongan dengan AKI tertinggi di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2011 yaitu 3 dari 17 kasus kematian ibu dan penyebabnya adalah pre eklampsi berat (33,33%), perdarahan (33,3%), dan emboli air ketuban (33,3%). Pada bulan Januari sampai Juli 2012 Puskesmas Wonopringgo merupakan Puskesmas di Kabupaten Pekalongan dengan angka kejadian pre eklampsi baik ringan maupaun berat terbanyak kedua dikabupaten Pekalongan yaitu 16,41% dari 67 ibu hamil yang ada di Kabupaten Pekalongan. rn

Referensi

-


Properti Nilai Properti
Organisasi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Email [email protected]
Alamat Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan
Telepon (0285) 7832294
Tahun 2013
Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah
Negara Indonesia