ASUHAN KEPERAWATAN TUBERKULOSIS PARUrnPADA Ny.K DI RUANG MELATI RSUD BATANGrnKABUPATEN PEKALONGAN
Pengarang : Intan Purnama Sari, Nuniek Nizmah F, M.kep Sp.kmb, Zulfa Atabaki, S.kep N
Kata Kunci   :intan purnama sari
BAB IrnPENDAHULUANrnrnA. Latar BelakangrnSemenjak tahun 2000, tuberculosis telah dinyatakan oleh WHO sebagai remerging disease karena angka kejadian tuberkulosis paru yang telah dinyatakan menurun pada tahun 1990-an kembali meningkat meskipun demikian, untuk kasus di Indonesia, angka kejadian Tuberkulosis Paru tidak pernah menurun bahkan cenderung meningkat. laporan internasional menyatakan bahwa Indonesia merupakan penyumbang, kasus Tuberkulosis Paru terbesar setelah cina dan india (Muttaqin, 2008, hal 72).rnBerdasarkan survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, penyakit tuberkulosis paru di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor kedua terbesar setelah penyakit jantung, sebagian besar penderita wabah HIV/AIDS di seluruh dunia juga turut mempengaruhi jumlah penderita (TB paru) termasuk asia tenggara., selain itu peningkatan jumlah penderita (TB paru) juga dipengaruhi oleh industrialisasi kemudahan transportasi serta perubahan ekosistem. Dari hasil suvei yang dilakukan oleh WHO didapatkan fakta bahwa kematian wanita akibat (TB paru) lebih besar dari pada kematian akibat kehamilan dan persalinan (Muttaqin, 2008, hal 72).rnrn Alasan utama munculnya atau meningkatnya beban (TB paru) global ini antara lain disebabkan kemiskinan pada berbagai penduduk, tidak hanya pada negara yang sedang berkembang tetapi juga pada penduduk perkotaan tertentu di negara maju. Adanya perubahan demografik dengan meningkatnya penduduk dunia dan perubahaan dari struktur usia manusia yang hidup,Perlindungan kesehatan yang tidak nencukupi pada penduduk di kelompok yang rentan terutama dinegeri-negeri miskin. Tidak memadainya pendidikan mengenai (TB Paru) dan kurangnya biaya untuk obat, sarana diagnostik, dan pengawasan kasus (TB paru). Adanya epidemik HIV terutama di afrika dan asia (Sudoyo, 2009, hal. 2231 ). rnTuberkulosis (TB paru) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas (TB paru). Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi. Tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena (TB paru) (600.000 diantaranya perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus baru (TB paru) (3,3 juta diantaranya perempuan). Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan (TB paru) dimana sebagian besar penderita (TB paru) adalah usia produktif (15-55 tahun). Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan acara ini dilakukan sebagai rangkaian Hari (TB paru) Sedunia (HTBS) yang bertema Global HTBS adalah On the Move Against Tuberculosis, Transforming the Fight Towards Elimination. Sementara tema Nasional HTBS adalah Terobosan Melawan Tb paru menuju Indonesi Bebas Tb paru (Palais Grand & Lille. 2011).rn Menurut Tjandra Yoga, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB di Indonesia. Waktu pengobatan (TB paru) yang relatif lama (6 – 8 bulan) menjadi penyebab penderita (TB paru) sulit sembuh karena pasien TB berhenti berobat (drop) setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai. Selain itu, masalah (TB paru) diperberat dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang berkembang cepat dan munculnya permasalahan TB-MDR (Multi Drugs Resistant (kebal )terhadap bermacam obat). Masalah lain adalah adanya penderita (TB paru) laten, dimana penderita tidak sakit namun akibat daya tahan tubuh menurun ,penyakit TB akan muncul (Palais Grand & Lille, 2011). rnTuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit tersebut ditularkan lewat udara melalui percikan dahak pengidap (TB paru). Sebagian besar menyerang paru, tetapi bisa juga organ tubuh lain,dan jumlah penderita penyakit tuberkulosis paru di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, selama 2010 mencapai 319 orang atau meningkat dibanding tahun sebelumnya sebanyak 283 kasus (Kompas, 4 febuari 2011). rnDi Jawa Tengah, tepatnya di kabupaten Batang berdasarkan, data yang di peroleh dari RSUD BATANG pekalongan jumlah penderita TB paru dari data rekam medis pada tahun 2011 dari bulan Januari sampai dengan bulan desember, terdapat 318 kasus TB paru. Dari data diatas penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Ruang Melati RSUD BATANG. (RM, RSUD BATANG pekalongan).rnProgram-program kesehatan dalam masyarakat sengaja dirancang untuk deteksi dini dan pengobatan kasus dan sumber infeksi secara dini. Disini peran perawat sebagai tenaga kesehatan berupaya bersama-sama untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit (TB paru) baik dengan cara pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga yang telah terinfeksi (Price, Sylvia Anderson, 2005, hal 860).rn Di mana di butuhkan kesadaran dari berbagai pihak yang terkait, tidak hanya dari pasiennya tetapi juga lingkungan masyarakat, dinas kesehatan dan semua lapisan yang berada di bidang kesehatan untuk bersama-sama menanggulangi dan mencegah agar kasus (TB paru) dapat di cegah, dikurangi dan di kendalikan. (TB paru) membutuhkan pengobatan yang menyeluruh, dari membangkitkan kesadaran pasien tentang pentingnya meminum obat secara teratur, sampai lingkungan pasien yang memperhatikan kebersihannya. (Price, Sylvia Anderson, 2005, hal 861).rnBerdasarkan data diatas penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah yang berjudul â€Asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis paru pada Ny.K di ruang melati RSUD BATANG tahun 2011â€, sehingga dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis paru secara baik.rnrnrnrnrnB. Tujuanrn1. Tujuan Umum rn Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menambah kompetensi baik perawat ataupun tenaga medis dalam memberikan Asuhan Keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan sehingga akan didapatkan pelayanan keperawatan yang paripurna. rn2. Tujuan Khusus rnPenulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk :rna. Mengumpulkan data baik melalui pengkajian dan pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara menyeluruh. rnb. Menginterpretasikan data dengan tepat untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang mungkin timbul untuk mengantisipasi penanganannya. rnc. Menyusun rencana asuhan keperawatan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya. rnd. Melaksanakan intervensi asuhan keperawatan TB paru.rne. Mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan.rnf. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan TB paru.rn rnrnrnrnC. ManfaatrnManfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : rn1. Bagi Mahasiswa rna. Meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Tuberculosis parurnb. Mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapatkan dari proses pendidikan tentang asuhan keperawatan pada pasien Tuberculosis parurnc. Menambah keterampilan mahasiswa dalam menerapkan menejemen keperawatan pada pasien Tuberculosis parurn2. Bagi Institusi Pendidikan rn Menjadi bahan informasi untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Diploma III Keperawatan khususnya yang berkaitan dengan Tuberculosis paru.rn3. Bagi Lahan Praktek rnAdanya penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik, khususnya pasien dengan Tuberculosis paru.
Referensi
-
Properti | Nilai Properti |
---|---|
Organisasi | Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan |
[email protected] | |
Alamat | Jl. Raya Pekajangan No. 1A Kedungwuni Pekalongan |
Telepon | (0285) 7832294 |
Tahun | 2012 |
Kota | Pekalongan |
Provinsi | Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |